Salam gastronomi ...
Dalam perjalanan saya bersama Tim Bekraf selama seminggu lalu ke kota Padang dan kota Medan, saya mendapat gambaran bahwa masih cukup banyak masyarakat kita belum memahami "makanan".
Bagi kebanyakan masyarakat di kedua kota itu (mungkin juga kota-kota lainnya), makanan dianggap berkisar resep-resep masakan.
Belum ada yang memahami bahwa makanan itu adalah budaya yang mempunyai sejarah yang cukup panjang di negeri ini.
Bagi mereka makanan adalah sesuatu bicara sebatas perut atau dalam bahasa lain berkisar kenikmatan dari sesuatu yang dimakan.
Saya berusaha menjelaskan kepada mereka makanan itu adalah budaya dari kearifan lokal masyarakat setempat yang mempunyai sejarah yang sangat panjang.
Bicara makanan seperti yang saya jelaskan itu ada di ranah gastronomi. Sedangkan bicara makanan sebatas resep masakan ada di ranah kuliner.
Kuliner adalah "the art of good cooking" yang pelakunya adalah artis pemasak (chef profesional dan pemasak otodidak) yang kegiatannya adalah memasak (di dapur atau tempat lainnya).
Gastronomi adalah "the art of good eating" yang pelakunya adalah masyarakat yang kegiatannya adalah makan bersama (di restaurant atau tempat lainnya).
Kuliner & gastronomi sama-sama bicara soal makanan ...
Namun kuliner hanya bicara sebatas di resep masakan ..
Sedangkan gastronomi bicara soal sejarah & budaya dari makanan yang dinikmatinya itu (selain juga bicara soal lanskap geografis dan metoda memasaknya).
Seorang kuliner harus bisa masak (karena mereka adalah artis pemasak) sedangkan seorang gastronomi tidak perlu pandai memasak (walaupun ada yang bisa).
Batasan itu perlu kita ketahui walaupun seorang kuliner (artis pemasak) bisa masuk dan menjadi seorang gastronomi.
Kenapa gastronomi bicara soal sejarah, budaya, lanskap geografis & metoda memasaknya ... karena pada intinya seorang gastronomi adalah penilai atau menilai seni masakan suatu makanan ..
Gastronomi memberi rating (peringkat) terhadap seni masakan dari suatu makanan ...
Oleh karena itu gastronomi bisa dikatakan lebih kurang seperti kurator yang memberi kurasi terhadap seni memasak dari suatu makanan ..
Dalam penampilannya, seorang gastronomi harus bisa menjelaskan seni memasak dari suatu makanan, yakni mengenai sejarah, budaya, lanskap geografis dan metoda memasaknya ..
Kalau dalam bahasa sederhana seorang gastronomi itu ibarat seorang tukang cerita karena bagi gastronomi, makanan itu "punya kisah" ..
Di Indonesia tukang cerita itu dikenal dengan sebutan : Pelipur Lara (sumatera), Pmtoh atau Kope (aceh), Tukang Kentrung (di jawa) atau Nyahibul Hikayat (betawi) ..
Sedangkan di dunia gastronomi, tukang cerita itu disebut sebagai "Gastronom" yang mereka adalah "penikmat, pecinta dan pemerhati seni masakan"
Bagi seorang gastronom, makanan adalah " .. satu tunas pelestarian kekayaan dan keragaman pusaka warisan budaya .."
Semoga bermanfaat