".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Wednesday, 6 December 2017

Perbedaan Budaya Dalam Gastronomi Barat & Timur

Dalam sebuah artikel tertentu, pernah saya tulis tentang Perbedaan Gastronomi Barat & Timur.

Dalam artikel itu dijelaskan koridor kajian gastronomi umumnya menekankan kepada 4 (empat) elemen, yakni :
1.     Sejarah
2.     Budaya  
3.     Lanskap Geografis
4.     Metode Memasak

Ke-empat elemen itu dinamakan dengan *tangible* (nyata, jelas dan terwujud) yang selalu dipakai sebagai tolak ukur masyarakat barat dalam bicara gastronomi. Sebatas itu saja karakter gastronomi masyarakat barat walaupun tidak dipungkiri ada juga sedikit unsur  intangible-nya.

Sedangkan gastronomi di masyarakat timur, seperti juga di Indonesia, mempunyai unsur tambahan, yakni nilai ritual dan adat istiadat, sebagai elemen kelima.  Artinya punya nilai intangible yakni filosofi, falsafah, kearifan lokal atau cerita warisan pusaka dibelakangnya.

Elemen tambahan itu ada akibat disimilaritas kebudayaan dan kebiasaan tertentu dalam ciri pola hidup masyarakat barat dan timur.

Untuk itu karena ada unsur budaya, maka perlu kita pahami terlebih dahulu pola kebudayaan masyarakat barat dan timur, karena masing-masing memiliki makna dan fungsi tersendiri.

Soal nilai intangible tidak perlu dibahas karena kebanyakan dari kita sudah paham apa yang dimaksud dengan filosofi, falsafah dan atau kearifan lokal.

Kebudayaan
Budaya (disebut juga kebudayaan) berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu "buddhayah", yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut "culture", yang berasal dari kata Latin, "Colere", yaitu mengolah atau mengerjakan. Kata culture juga kadang diterjemahkan menjadi "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Budaya adalah suatu gaya hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Budaya terbentuk dari banyak elemen yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, hingga karya seni.

Budaya itu dipelajari dan merupakan suatu pola hidup sosial manusia secara menyeluruh yang memiliki sifat yang kompleks, abstrak, dan luas.

Perbedaan kebudayaan antara barat dan timur dicerminkan oleh banyak faktor yang sekaligus menjadi ciri masing-masing dalam berpola hidup.

Banyak hal yang mana bagi orang barat dianggap umum ternyata menjadi sangat tidak etis bagi orang timur.

Hal tersebut membuktikan, bahwa antara barat dan timur memiliki perbedaan kebudayaan dan kebiasaan-kebiasaan tertentu dalam berpola hidup.

Kata barat dalam arti merujuk kepada masyarakat di benua Eropa, benua Amerika dan benua Australia, sedangkan diluar itu disebut sebagai masyarakat timur yang pada umumnya ada disekitar benua Asia dan Afrika.

Perbedaan Budaya Barat dan Timur
1.     Kebudayaan Barat
Kebudayaan barat tersusun dan terbina dari kumpulan himpunan dan pemahaman terhadap sastra, ilmu pengetahuan, filsafat, politik, serta prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain.

Masyarakat barat melakukan berbagai macam cara diskusi dan perdebatan untuk mempelajari, menemukan atau menentukan makna seperti apa yang sebenarnya kesadaran akan berbudaya itu.

Kebudayaan barat tidak bisa langsung diartikan murni datang dari sebuah arah mata angin masyarakat barat itu sendiri. Produknya merupakan proses akulturasi dan belajar dari perkembangan antara budaya barat dan budaya timur.

Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan budaya tersebut dikumpulkan dan dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika dan Australia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat.

Eropa Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.

Karena datangnya dari proses rasionalitas & logika, budaya barat mempunyai ciri lebih selektif dalam banyak hal, memiliki disiplin tinggi, tertib, sikap to the point, individualis dan lebih terbuka walau sangat jarang menjalin hubungan dengan orang lain kecuali dengan adanya maksud atau kepentingan tertentu.

2.     Kebudayaan Timur
Kebudayaan timur mempunyai manner yang khas yang membedakannya dengan masyarakat barat.

Bangsa timur sangat terkenal dengan keramahtamahannya terhadap orang lain bahkan terhadap orang asing sekalipun.  Bagaimana mereka saling memberikan salam, tersenyum atau berbasa basi menawarkan makanan atau minuman.

Bangsa Timur juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai atau norma-norma yang tumbuh di lingkungan masyarakat mereka. Salah satu contohnya adalah berkaitan dengan nilai kesopanan.

Pembinaan kebudayaan ini kesadarannya dengan cara melakukan berbagai macam pelatihan fisik dan mental.

Pelatihan fisik dapat dicontohkan dengan cara menjaga pola makan dan minum ataupun makanan apa saja yang boleh dimakan dan minuman apa saja yang boleh di minum, karena hal tersebut dapat berpengaruh pada pertumbuhan maupun terhadap fisik kehidupan sosial mereka.

Sedangkan untuk pelatihan mental, yaitu dapat berupa kegiatan ritual yang umumnya dilakukan sendiri atau berkelompok, seperti bermeditasi, bertapa, berdo’a, beribadah, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, budaya timur mempunyai ciri memiliki solidaritas tinggi, menghargai orang lain, sangat mengedepankan etika, mempunyai sifat toleransi yang tinggi, sangat bersosial tidak individualis, ramah dan bersahabat, suka  saling tolong menolong, respek terhadap yang lebih tua, dekat dengan kerabat terutama keluarga maupun (ini yang paling penting) memegang teguh norma, etika serta nilai ritual maupun adat istiadat yang ada

Gastronomi Indonesia
Dengan penjelasan di atas secara umum dapat dipahami kebudayaan masyarakat timur, terutama di Indonesia, memegang teguh norma, etika serta nilai ritual maupun adat istiadat dalam kehidupan mereka.

Sama sebangun keteguhan ini dibangun dalam budaya makanan yang lahir dari produk warisan kearifan lokal leluhur yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Dengan demikian, jika bicara peradaban gastronomi masyarakat timur, khususnya Indonesia, elemen tambahan nomor lima koridor kajian gastronomi itu mutlak ada.

Elemen tambahan ini dalam dunia gastronomi Indonesia diistilahkan dengan “makanan punya cerita” (cibus habet fabula – food has its tale), yakni mengenai intagible dari nilai ritual dan adat istiadat.


Semoga bermanfaat