".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Friday 3 December 2021

Tren Kuliner Dunia

Pandemik Covid19 telah membentuk sebuah Tatanan Dunia Baru atau Tatanan Kehidupan Baru, dimana kehidupan manusia telah berubah dan manusia dituntut bersepakat mengadaptasi perilaku dan sikap baru tersebut.

Bencana pandemik Covid-19 telah mengubah kondisi serta memberi imbas terhadap pelaku bisnis kuliner (seperti restoran, rumah makan, kedai makan, makanan jalanan dan lain sebagainya) serta pelaku industri dan jasa pariwisata maupun hospitality (seperti hotelier) pun ikut terpengaruh.

Namun untuk sektor kuliner ada secercah harapan pemulihan dengan meningkatnya usaha bisnis makanan, walaupun nilai penjualannya turun sedikit.

Secercah harapan itu dengan cara menggiring pengusaha kuliner masuk ke ruang baru bertemu dengan konsumen, yakni dengan melakukan inovasi akibat tuntutan konsumen terhadap adanya pandemik yang disadari berbeda dari yang lain hingga mampu mendorong konsumen datang lebih banyak.

Inovasi ini diperlukan untuk mendukung dunia pariwisata yang akan dikembangkan kedepannya dalam bagaimana masyarakat wisatawan mendapat kenyamanan dalam gastronomi wisata yang dilakukan.

Inovasi ini kemudian disaring dan dikenal masyarakat wisatawan sebagai Tren Kuliner Dunia yang pada saat ini dan di masa kedepan menekankan kepentingan kepada :
1. Menginginkan makanan segar yang lebih alami untuk mendukung komunitas lokal dan farm to table.
2. Manfaat kesehatan, manfaat rasa, atau keduanya.
3. Memenuhi kebutuhan kalangan milenial dan orang tua yang selalu menuntut apa yang dikonsumsi harus lebih sehat, ramah lingkungan dan berkualitas baik.
4. Mengikuti kecenderungan gaya generasi milenium yang kebutuhan mereka terus meningkat dan selalu berubah.

Konsekuensinya membawa dampak adanya Tren Kuliner Dunia dimana masyarakat manca negara menekankan kebutuhan akan makanan sehat dan hidup sehat yang memberi kepada mereka, antara lain berupa : (Mintel Global Market Research & Market Insight, 2020)
1.  Umur panjang dan kenyamanan.
2.  Menciptakan keamanan kerja dan peluang pola kerja yang lebih sehat.
3.  Mengkonsumsi makanan tradisional yang lebih sehat.
4.  Gerakan sadar dan latihan terhadap kebugaran fisik.

Menurut Barilla Center for Food Nutrition Foundation Tren Utama Pangan Dunia sampai tahun 2030 akan berkisar kepada :
1.  Mempunyai kesamaan dan terjadinya hubungan timbal balik. Hambatan kecepatan dan ruang-waktu semakin mengurangi peluang untuk berkumpul di sekitar meja makan, maupun membina dorongan kuat menuju individualisme. Kita butuh untuk menciptakan lebih banyak kesempatan untuk memfasilitasi berbagi makanan yang mendorong dialog, refleksi dan kenikmatan sosialitas.
2.  Aksesibilitas, yakni harus bekerja untuk memastikan bahwa akses ke makanan dijamin untuk sebagian besar orang dengan menawarkan beragam dan kualitas.
3.  Kealamian yakni pengurangan intervensi dan manipulasi di berbagai fase sektor pertanian, tanpa mengorbankan inovasi.
4.  Fusion, yakni eksploitasi konektivitas total untuk meningkatkan pengetahuan dan pengagungan budaya makanan yang berbeda dan cita rasa otentiknya
5.  Makan di rumah versus Makan di luar. Telah ada peningkatan progresif dalam makanan yang dimakan di luar rumah, sering ditandai dengan individualisasi dan kualitas penawaran makanan yang lebih rendah.

Oleh karena itu menurut Barilla Center for Food Nutrition Foundation Tren Kuliner Dunia konsumen kedepannya akan berkisar pada :
1.  Rasa sebagai kesenangan, yakni kepuasan melalui pengalaman kuliner seperti pengalaman sensorik. Manfaat sebagai hiburan dimana makanan sebagai cara untuk menekan kebosanan terhadap makanan yang berkalori tinggi.
2.  Perhatian pada manfaat kesehatan individu, dimana makanan sebagai sarana menjaga jiwa dan raga maupun peningkatan kesejahteraan.  Manfaat ini untuk mengurangi rasa takut yang tidak terkendali (obsesi) terhadap makanan
3.  Orientasi ke masa lalu, yakni memori dan perhatian terhadap peningkatan pelestarian tradisi, walaupun disadari akan ada prasangka atau permusuhan atau sikap defensif terhadap makanan “eksotis” yang bernostalgia
4.  Orientasi ke masa depan, yakni peningkatan kemajuan inovasi yakni pertukaran dan penemuan makanan baru dan gaya kuliner baru, walaupun disadari akan hilangnya sejarah dan tradisi nilai makanan.
5.  Teknologi atau inovasi, yakni penemuan teknologi dan pengembangan sarana baru (inovasi) terhadap produksi, persiapan dan konsumsi dalam kepentingan menanggapi konsumen yang kritis dan menuntut, walaupun disadari akan menjauhkan diri dari praktik kebiasaan (kelaziman) memasak sehari-hari.
6.  Kealamian atau kesederhanaan makanan secara keseluruhan, yakni pengurangan seminimal mungkin dan tidak ada manipulasi, walaupun disadari akan mengurangi karya inovasi maupun obsesi untuk makanan biologis.
7.  Globalisasi rasa, yakni dengan pertukaran dan menggabungkan minat dan ingin tahu pengalaman dan rasa budaya makanan, walaupun disadari akan terjadinya homogenisasi atau hilangnya keragaman dan tradisi lokal.
8.  Makanan lokal dan regional yang otentik untuk mendorong sebisa mungkin mengkonsumsi makanan lokal dan musiman, walaupun disadari ada kondisi produk khusus yang aksesbilitasnya buruk.
9.  Eksklusivitas terhadap makanan mewah dengan kualitas lebih tinggi, walaupun disadari akan menimbulkan polarisasi (diskriminasi) ekonomi, sosial dan buadaya.
10. Aksesibilitas secara luas terhadap makanan yang rendah biaya (murah); walaupun disadari kualitas makanan terdegradasi.
11. Kecepatan dan praktis, yakni karena kurangnya waktu terhadap makanan dengan konten layanan tinggi. Walaupun disadari lebih sedikit waktu yang didedikasikan untuk mengkonsumsi makanan serta sedikit perhatian diberikan pada nutrisi
12. Koneksi Individualisasi (personalisasi) dari sudut pandang relasional, dimana penawaran makanan ditujukan pada kebutuhan khusus dalam hal kualitas dan format. Artinya ketika makanan dikonsumsi tidak dimakan bersama dan berbagi.
13. Keberlanjutan lingkungan, yakni konsumsi makanan yang bertanggung jawab dan terlibat dalam melindungi lingkungan dan kualitas; khususnya perhatian terhadap tema ketahanan pangan dan ketahanan pangan.

Dari Tren Kuliner Dunia tersebut maka pilihan masyarakat wisatawan terhadap kuliner di masa kini dan mendatang mempunyai standard antara lain : dunia
1.  Makanan sehat (healthy food)
2.  Sederhana (simple)
3.  Semi fast food
4.  Not much fat (lemak)
5.  Not overcooked
6.  Menu dengan alternatif diet
7.  Masakan lintas budaya
8.  Masakan hyper-regional

Semoga bermanfaat

Salam Gastronomi
Makanan Punya Kisah
Food Has Its Tale
Cibus Habet Fabula
Indra Ketaren (Betha)