".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Wednesday 2 October 2019

Peran Gastronomi Dalam SDG's


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Sustainable Development Goals disingkat dengan SDGs adalah 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi .

Tujuan ini dicanangkan bersama oleh negara-negara lintas pemerintahan pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 sebagai ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030.

Intensi SDG's merupakan kelanjutan atau pengganti dari Tujuan Pembangunan Milenium yang ditandatangani oleh pemimpin-pemimpin dari 189 negara sebagai Deklarasi Milenium di markas besar PBB pada tahun 2000 dan tidak berlaku lagi sejak akhir 2015.

Agenda pembangunan berkelanjutan yang baru dibuat untuk menjawab tuntutan kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata.

Konsep Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lahir pada Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB, Rio+20, pada 2012 dengan menetapkan rangkaian target yang bisa diaplikasikan secara universal serta dapat diukur dalam menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan, yakni : (1). Lingkungan; (2). Sosial; dan (3). Ekonomi

Agenda 2030 terdiri dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGD) atau Tujuan Global, yang akan menjadi tuntutan kebijakan dan pendanaan untuk 15 tahun ke depan (2030).

Untuk mengubah tuntutan ini menjadi aksi nyata, para pemimpin dunia bertemu pada 25 September 2015, di Markas PBB di New York untuk memulai Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.

Tujuan SDG's diformulasikan sejak 19 Juli 2014 dan diajukan pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh Kelompok Kerja Terbuka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Dalam proposal ini terdapat 17 tujuan dengan 169 capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan. Termasuk didalamnya adalah pengentasan kemiskinan dan kelaparan, perbaikan kesehatan, dan pendidikan, pembangunan kota yang lebih berkelanjutan, mengatasi perubahan iklim, serta melindungi hutan dan laut.

Pada bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan (sasaran) berikut ini:
1.     Tanpa Kemiskinan : Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.
2.     Tanpa Kelaparan : Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
3.     Kehidupan Sehat & Sejahtera : Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
4.     Pendidikan Berkualitas : Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang 
5.     Kesetaraan Gender : Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.
6.     Air Bersih & Sanitasi Layak : Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.
7.     Energi Bersih & Terjangkau : Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua. 
8.     Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi : Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua. 
9.     Industri, Inovasi & Infrastruktur : Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi. 
10.  Berkurangnya Kesenjangan : Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara. 
11.  Kota & Komunitas Berkelanjutan : Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan. 
12.  Konsumsi & Produksi Yang Bertanggung Jawab : Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan 
13.  Penanganan Perubahan Iklim : Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya. 
14.  Ekosistem Laut : Perlindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan 
15.  Ekosistem Daratan : Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati. 
16.  Perdamaian, Keadilan & Kelembagaan Yang Tangguh : Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif 
17.  Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan : Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.

Dari ke-17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals, peran Gastronomi (upaboga) dalam mendukung Pemerintah Indonesia memenuhi target SDG’s ialah dalam bidang untuk :
1.     Tujuan (sasaran) nomor 2 yakni mengenai : Tanpa Kelaparan, karena gastronomi pada hakekatnya bicara soal makanan, dimana di dalamnya secara eksplisit terkait pangan, gizi & nutrisi.

2.     Tujuan (sasaran) nomor 8 yakni mengenai : Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi, karena gastronomi memiliki kepentingan terhadap kemaslahatan ekonomi bagi masyarakat, dalam arti perihal entrepreneurship, baik untuk  pengusaha Mikro & Kecil serta UKM maupun kalangan Generasi Milenial.

Kepentingan itu dalam rangka untuk menaikkan ratio entrepreneurship Indonesia yang saat ini berkisar di angka 0,18%. Masih jauh ketinggalan dibanding dengan negara-negara tetangga Malaysia (5%) dan Singapura (7%) atau rata-rata ratio entrepreneurship dunia yang berkisar di angka 2%.

3.     Tujuan (sasaran) nomor 12 yakni mengenai : Konsumsi & Produksi Yang Bertanggung Jawab, karena gastronomi mempunyai perhatian penuh terhadap makanan terbuang (food waste) setiap tahunnya, sementara masih ada orang kelaparan atau kekurangan gizi & nutrisi.

Dipahami Indonesia setiap tahunnya mencatat angka makanan terbuang (food waste) rata-rata sebesar 300 kg per orang. Malahan perwakilan FAO untuk Indonesia & Timor Leste mengatakan setiap tahunnya makanan terbuang (food waste) di Indonesia tercatat sebesar 13 juta metric ton, yang bisa memberi makan 11% dari jumlah penduduk Indonesia (+/- 28 juta orang) yang angka menyamai dengan angka populasi orang miskin di Indonesia.

Kontributor terbesar makanan terbuang (food waste) di Indonesia adalah hotel, restoran, rumah makan, jajanan jalanan (street food), jasa boga (catering), supermarket, toko ritel & rumah tangga

Semoga bermanfaat


Jakarta, 3 Oktober 2019
Indrakarona Ketaren
Indonesian Gastronomy Association