".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Wednesday, 25 February 2015

Gastronomi

Gastronomi bagi Indonesia menjadi topik yang menarik karena negara ini sangat kaya akan makanan dan minuman yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Saat ini, pemahaman terhadap gastronomi masih langka dan belum banyak dimengerti oleh masyarakat di Indonesia.

Secara universal Gastronomi adalah sebuah pengetahuan yang mempelajari mengenai hubungan makanan dan minuman - sebagai poros tengah  - dengan berbagai komponen budaya yang fokusnya pada hidangan yang berkualitas prima (gourmet).

Sedangkan Kuliner (atau disebut juga seni kuliner) didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu dan kebiasaan (practices) yang berhubungan dengan seni dan keterampilan menyiapkan, menyusun, memasak, meracik minuman dan menyajikan hidangan (makanan dan minuman).

Kulinologi adalah pendekatan baru dalam seni memasak (kuliner) yang memadukan (mensinergikan) seni kuliner, ilmu dan teknologi pangan untuk membuat rasa hidangan (makanan dan minuman) lebih baik dengan metode menerjemahkan konsep sebuah makanan dan minuman, seperti yang diterapkan dalam santapan atau dalam hidangan etnis tradisional.

Dengan demikian, Gastronomi adalah pengetahuan dan apresiasi terhadap kuliner dan kulinologi yang mempunyai kompentensi maupun seni keahlian untuk mengkaitkan hubungan makanan dan minuman dengan berbagai komponen budaya.

Sedangkan pakar yang melakukan tindakan itu disebut sebagai “Gastronom” yang dalam nomenklatur lain disebut sebagai ‘hakim’.

Kompetensi maupun seni keahlian itu merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan dalam menilai makanan dan minuman; sedangkan memasak itu sendiri adalah seni.

Lingkungan masyarakat gastronomi berbeda dengan masyarakat kuliner dan kulinologi meskipun obyeknya sama.

Seni keahlian utama gastronomi ada di unsur kreativitas “penilaian” tersebut yang kompetensi itu tidak dimiliki oleh masyarakat kuliner dan kulinologi walaupun samar-samar sering dipergunakan oleh mereka.

Dua seni keahlian lainnya adalah di kemampuan untuk menelusuri sejarah asal usul budidaya makanan dan minuman yang disajikan; serta faktor - faktor budaya yang mempengaruhi masyarakat mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut.

Ketiga ciri seni keahlian itu yang membedakan gastronomi dari kuliner dan kulinologi. Malah ada yang menyamakan gastronomi dengan kuliner atau kulinologi. Gastronomi, kuliner dan kulinologi punya arti yang berbeda meski obyeknya sama yakni makanan dan minuman.

Selain itu penekanan kepada tiga ciri seni keahlian di atas adalah manifestasi kebudayaan Gastronomi Indonesia, karena di berbagai khazanah kuliner Nusantara di bhumi pertiwi ini, ada yang berbentuk tangible maupun bersifat intangible.