ARTIKEL INI KIRIMAN DARI SEORANG TEMAN INDONESIA DI HANOI
PROLOG :
Ada pernyataan di bulan September tahun 2013 dari Organisasi Pangan & Pertanian Dunia yang mengindikasikan kebijakan negara-negara berkembang di kawasan Asia dan Pasifik dalam mencapai ketahanan pangan menghadapi beban ganda baik kekurangan nutrisi maupun kelebihan nutrisi akibat paradigma ketahanan pangan yang hanya menyoroti kuantitas (atau jumlah semata-mata).
Akibatnya pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut telah disertai dengan dampak perubahan pola makan yang tajam dan akses yang tidak seimbang terhadap pangan. Termasuk antara lain terjadinya peningkatan obesitas dan defisiensi nutrisi (seperti kekurangan vitamin A) di sejumlah pusat perkotaan dan negara-negara kepulauan di Pasifik yang merupakan salah satu tingkat tertinggi di dunia.
Hal tersebut karena perubahan pola makan, sehingga semakin banyak menyantap makanan dengan kadar gula yang tinggi, kerap menjadi penyebab meningkatnya diabetes dan sejumlah penyakit terkait lainnya. Sementara meningkatnya permintaan akan daging juga dinilai berkontribusi pada perubahan pola penggunaan lahan untuk pertanian.
Untuk itu, Organisasi ini menganjurkan bahwa yang dibutuhkan adalah mengubah paradigma kebijakan itu antara lain dengan memperbaiki standar nutrisi (kesehatan) dibanding mendorong penambahan jumlah kalori dengan memperbanyak pangan yang kaya protein dan kerap didapat dari makanan-makanan olahan, termasuk dari daging dan susu (dairy products).
KOMENTAR :
Tadinya saya agak membenarkan pernyataan tersebut, tapi setelah menimbang-nimbang lebih jauh dan melihat secara jernih ternyata ada benang merah yang "tidak pas" dengan kenyataan yang ada, khususnya terhadap negeri tercinta ini..
Dalam soal makan, bangsa Indonesia memang kerap didikte pihak Barat terus menerus ? Soal kuantitas dipermasalahkan supaya tidak kelaparan. Soal kualitas juga dipermasalahkan supaya tidak penyakitan. Ujung-ujungnya takut khazanah kuliner Asia bangkit kembali kali yaa .. ??
Biarkan saja Organisasi itu bicara demikian untuk menutupi kelemahan dirinya sendiri, yang penting kita jangan terpengaruh oleh mereka. Memang orang yang kurang gizi ya tidak sehat, sama tidak sehatnya dengan orang yang kelebihan gizi. Orang kita cukup meningkatkan kadar gizi sesuai dengan kebutuhan hidup kita, yang tentu saja beda dengan kebutuhan orang Barat .
Sebenarnya, orang Barat diam-diam sudah mulai mengikuti cara hidup orang Asia yang dikatakannya kurang ini kurang itu, salah ini salah itu. Coba perhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Dulu orang Barat itu tidak mau minum air, mereka hanya mau minum bir atau coca cola dan sejenisnya. Dulu kalau kita ke Eropa, di rumah makan kalau kita minta air putih, pelayannya sembari sinis suruh kita minum langsung dari keran. Sekarang mereka menyediakan air putih, karena bule-bulenya juga sudah banyak yang minum air putih yang jelas lebih sehat. Tidak jelas, dulu bayi dan anak kecil di sana dikasi minum apa?
2. Dulu kalau kita cari nasi atau mie di Eropa susahnya setengah mati, harus di rumah makan Asia. Tapi sekarang sudah banyak rumah makan bule yang menyediakan nasi dan makanan Asia lain, karena sekarang orang Barat juga sudah banyak yang makan nasi, yang terbukti lebih baik daripada makan daging terus menerus. Memang terlalu banyak nasi juga tidak baik, secukupnya saja. Konon menurut salah satu sumber, tingginya tingkat penyakit jantung di barat dibanding Asia, ada pengaruhnya dengan rata-rata jumlah daging yang dimakan mereka setiap harinya.
3. Susu dan telur oleh pihak Barat disebut-sebut sebagai sumber protein yang paling bagus buat kesehatan. Ternyata jumlah penderita kanker di barat secara proporsi lebih tinggi daripada orang Asia. Konon ini ada hubungannya dengan tingginya produk makanan yang berasal dari susu yang mereka makan sehari-hari.
Semua orang tahu, secara umum makanan Asia lebih alamiah dan lebih sehat daripada makanan orang Barat, yang banyak berbentuk kalengan. Memang sudah dari sononya orang Asia makan tumbuh-tumbuhan plus sedikit daging, tapi orang Barat makan daging plus sedikit tumbuh-tumbuhan. Di mana-mana juga orang bilang makan tumbuh-tumbuhan lebih sehat daripada daging, apalagi daging merah (dari hewan kaki 4). Malah dalam ajaran Buddha umat dianjurkan untuk tidak makan daging (vegetarian). Belakangan banyak buku-buku dan tulisan yang mengatakan daging merah sangat tidak baik bagi kesehatan, malah orang yang kena kanker dianjurkan untuk tidak makan daging dan makanan yang berasal dari susu hewan.
Memang orang Barat sering mengkadali kita-kita orang Asia. Coba saja, mereka sering sekali bilang bahan makanan Asia seperti vetsin dan mie sangat tidak baik untuk kesehatan, berbahaya, bisa menimbulkan kanker dan macam-macam lagi, seolah-olah racun mematikan, yang bikin takut orang yang mau memakannya. Vetsin sering digembar-gemborkan seolah-olah racun yang sangat berbahaya, padahal orang China dan Jepang, makan vetsin sejak sebelum Masehi dan tidak pernah ada yang kena kanker gara-gara vetsin. Buntutnya Chinese Food sering diisukan berbahaya dan bersifat carsinogen.
Padahal menurut literatur brosur vetsin berbahaya jika tiap hari dimakan 10 gram terus menerus. Tapi mana ada orang makan vetsin 10 gram sehari, dan terus menerus sepanjang hidupnya. Untuk sepanci masakan vetsinnya tidak lebih dari 1/2 sendok teh (2-3 gram) dan tidak setiap hari. Mie, yang tidak baik pengawetnya, dan pengawetnya produk dari barat. Tapi yang disalahkan justru mie-nya, bukan pengawetnya. Mereka maunya membohongi kita terus, anggapnya kita bloon semua.
Minyak jagung dan minyak kedelai dipasarkan sebagai minyak yang sehat untuk kesehatan dan tidak mengandung cholesterol. Minyak kelapa dan minyak sawit dikatakan berbahaya untuk kesehatan. Padahal minyak kedelai dan minyak jagung setelah dipanaskan akan berubah dan lebih berbahaya bagi kesehatan, yang baik justru minyak kelapa. Masalahnya di Amerika tidak ada pohon kelapa, mereka hanya punya jagung dan kedelai. Dan masih banyak lagi omong kosong yang menakut-nakuti orang untuk menjauhi makanan Asia, tapi tidak pernah menyinggung makanan sampah (junk food) dari barat yang jelas-jelas berbahaya (hamburger, hotdog, fried chicken, ham, sausage, coca cola, dsb).
Jadi kita cuekin sajalah. Kalau mau debat kusir sama orang Barat, katakan saja, kalau makanan orang-orang Asia sangat kurang dan tidak bermutu, tentu penduduk Asia sudah lama punah, yang berkembang hanya bule-bule saja. Tapi buktinya penduduk China, India dan Indonesia saja sekarang sudah setengah penduduk dunia, jauh lebih banyak dari bule.
Wasalam
SBN