".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Tuesday, 8 December 2015

Questions that tantalize

Salah satu Duta Besar Indonesia di negara Eropa Barat bertanya kepada saya : "Apa ikon makanan Indonesia". Sebagai contoh kata sang Duta Besar, bagi banyak orang di seluruh dunia, makanan Cucina Italiana yang umum dikenal adalah pizza, spaghetti, ravioli, lasagna, parmigiano-reggiano, dan minestrone.

Saya jawab : "Tidak ada", karena makanan yang ada di negeri ini terbentuk sebelum negara Indonesia menjadi sebuah Republik. Makanan yang ada di negeri kita ini merupakan warisan dari 1,340 suku & sub-suku yang ada di seluruh kepulauan Nusantara serta percampuran resepi dari etnik pendatang (Arab, Belanda, India, Jepang, Portugis & Tionghoa). Masakan kepulauan Nusantara itu prosesnya terbentuk dan berkembang ke dalam tiga jenis yakni : tradisional - akulturasi & mimikri.

Masing-masing makanan "tradisional - akulturasi & mimikri" itu berdiri sendiri dengan tiap identitas kesukuannya (yang bukan mengatas namakan Indonesia). Tidak ada yang mengatakan sebagai masakan dan makanan Indonesia seperti masyarakat dunia mengatakan pizza dan spaghetti sebagai Cucina Italiana (masakan Italia). 

Seperti gudeg atau rawon selalunya dikatakan sebagai masakan Jawa; sebagaimana juga rendang dikatakan sebagai masakan khas Padang. Contoh mimikri seperti gado-gado (makanan Jawa) dari salad Belanda yang bernama huzarensla atau  serabi (makanan Jawa) dari kue Belanda yang bernama pannekoek.

Pertanyaan berikutnya dari sang Duta Besar : "Jadi apa yang merupakan masakan Indonesia dalam kaca-mata gastronomi"

Saya katakan : "Makanan asing yang telah disesuaikan / modifikasi dengan selera Indonesia" akibat dari Localized Global Cuisine. Contoh fast food yang dihidangkan dengan nasi dan chili sauce atau dengan topping rendang daging sapi, dan lain sebagainya.

Pertanyaan terakhir sang Duta Besar : "Apa makanan-makanan yang terbentuk sebelum berdirinya negara Indonesia masih bisa dikatakan sebagai gastronomi Indonesia ?"

Saya katakan : "Kalo mau jujur saya lebih cenderung mengatakan sebagai gastronomi kepulauan Nusantara Indonesia"

Salam Gastronomi & Tabek