".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Saturday, 13 January 2018

Gerakan 3 B

Salam Gastronomi

Tgl 13 Januari kemarin di acara ulang tahun mas Guruh Sukarnoputra, digagas sebuah gerakan untuk menghidupkan kembali, membenahi serta melestarikan "Bahasa, Busana & Boga" yg di pelopori oleh organisasi mas Guruh yakni Alumni Swara Maharddhika, Kinarya GSP, Bala GSP, Gerakan Spirit Pancasila, Komunitas Cinta Berkain Indonesia & Indonesian Gastronomy Association (IGA).

IGA menampilkan 33 boga dengan kehadiran 31 anggotanya, dan seperti biasa acara itu cukup meriah dgn undangan dari kalangan cukup ternama di kota Jakarta.

Karena acara itu bertujuan menghidupkan kembali, membenahi serta melestarikan 3 B (Bahasa, Busana & Boga), maka perlu disampaikan gagasan mas GSP cukup menarik sebab dari "Gerakan 3 B" yg diangkat ada 2 B yg dirasakan perlu dibenahi yakni :

1. "Bahasa" selama ini dirasakan sudah tidak karuan perkembangannya dengan kenyataan mencampur adukan penggunaannya dgn bhs asing dan bhs daerah. Apalagi slogan "gunakan bahasa Indonesia yg baik" sudah hampir tidak pernah terdengar sejak hampir 20 tahun terakhir. Selain itu di acara kemarin, ada himbauan untuk menggunakan kata "Tabek" sebagai kata salam hormat, salam jumpa dan salam perpisahan. Sebenarnya kata tabek itu sudah digunakan IGA jauh sebelum organisasi ini berdiri dan akan tetep menjadi satu slogan kata salam seperti yg dianjurkan dalam gerakan 3 B itu. 

2. "Boga" suatu kata yg selama ini jarang dipakai walaupun banyak digunakan utk menyebut "makanan" yg kerap disebut "kuliner". Boga diketahui adalah kata padanan dari makanan yg sudah digunakan sejak abad ke-8 M di bumi Nusantara. Selain itu semenjak 20 tahun lebih perlakuan masyarakat terhadap makanan hanya diartikan sebatas "kenyang di perut". Tidak pernah melihat boga atau makanan dari kaca mata budaya termasuk dalam perspektif kebangsaan. 

Kalau soal Busana sy tidak mengetahui banyak walaupun kemarin dikatakan bhw kebiasaan berbusana nasional sangat dianjurkan. Itu dapat kita sepakati dan akan IGA dukung secara maksimal gagasan tersebut dalam berbagai kegiatan boga gastronominya

Sekarang pertanyaannya : Apakah gagasan itu berhenti di tgl 13 Januari kemarin atau akan ada kelanjutannya menjadi sebuah "gerakan aksi nasional"


Jawaban itu saya kembalikan kepada mas GSP

Selamat Ulang Tahun mas Guruh .. We wish you a happiness and healthy always

Tabek