".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Sunday, 26 July 2020

Pariwisata Oenogastronomik


Pariwisata Oenogastronomik (oenogastronomic tourism) adalah fenomena yang relatif baru di mana wisatawan semakin tertarik pada produk makanan dan minuman lokal bukan sebagai sumber makanan sederhana tetapi sebagai cara untuk menemukan dan mengkonsumsi asal usul budaya otentik suatu tempat.

Pengaruh homologisasi globalisasi terhadap rasa dan kepedulian yang meningkat tentang keamanan pangan adalah beberapa faktor yang mengarah pada pengembangan bentuk pariwisata yang berfokus pada pemulihan identitas dan akar masyarakat setempat melalui produk-produk bahan makanan dan minuman khas.

Tingkat minat pada tema baru-baru ini juga terkait erat dengan profil konsumen turis abad ke-21 serta aspek perilaku, seperti modal budaya, kebutuhan yang semakin menuntut dan pencarian perbedaan pribadi.

Untuk menanggapi kecenderungan oenogastronomic tourism secara efektif, pariwisata pasokan harus terlebih dahulu menjamin kualitas dan keberlanjutan penawaran makanan dan minuman khas di ruang lokal geografis.

Begitu prasyarat untuk mengembangkan pariwisata oenogastronomik di suatu wilayah telah diverifikasi, maka makanan dan minuman lokal setempat berpotensi diubah dari sumber daya menjadi produk pariwisata.

Namun, untuk menjaga laju permintaan pariwisata yang dinamis, sektor pasokan harus bertujuan untuk menciptakan tawaran oenogastronomi berdasarkan pengalaman yang otentik, mudah diingat, dan masuk akal.

Di bidang ini, Indonesia mempunyai keunggulan berkat produk dan tradisi kulinernya yang berkualitas tinggi. Namun, sudah terlalu lama Indonesia kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan maupun memaksimalkan makanan dan minuman khas lokal sebagai brand pariwisata, walaupun namanya terkenal, tetapi asal usulnya benar-benar diabaikan.

Rendang, soto, sate, tuak, bandrek dan jamu atau angkringan adalah sekian buah dari tradisi lokal dan kreativitas kuliner khas Indonesia, memiliki prasyarat yang tepat untuk menjadi daya tarik bagi wisatawan oenogastronomik serta sarana pengembangan pariwisata di daerah tersebut.

Perlu dilakukan suatu upaya kajian untuk memeriksa kekuatan dan kelemahan makanan dan minuman khas lokal Indonesia sebagai tindakan pemasaran yang efektif agar dapat mengubah potensi pariwisata ke depannya. Rendang, soto, sate, tuak, bandrek dan jamu atau angkringan adalah salah satu dari sekian banyak penawaran yang realistis.

Disadari mengembangkan potensi pariwisata oenogastronomik tidak semudah seperti apa yang diucapkan mengingat keadaan embrionik dari ciri oenogastronomic tourism itu akan mengalami kesulitan tertentu menemukan kontribusi akademiknya, apalagi menyadari sumber materi penelitian yang berkaitan dan koheren di bidang ini masih terbatas serta secara fakta studi pariwisata oenogastronomik masih relatif baru.

Namun potensi pariwisata oenogastronomik Indonesia tak terbatas melihat keragaman warisan dan seni dapur masakan maupun minuman lokal setempat sangat besar dan bisa menjadi peluang yang cukup menjanjikan. Hanya tinggal apa ada kemauan untuk mengeksplorasi tren wisata ini dirancang secara strategis menjadi alat pemasaran yang baru, baik di tingkat lokal maupun di tingkat internasional.  

Bisa dikatakan Indonesia memiliki prasyarat yang diperlukan untuk menarik wisatawan tertarik pada spesialisasi tradisional dan masakan dan minuman lokal berkualitas tinggi yang bisa dikontekstualisasikan secara unik untuk dikemas dalam pariwisata oenogastronomik.

Tanda-tanda pariwisata oenogastronomik di Indonesia itu sudah ada yang mana inisiatifnya bisa menjadi pilihan terhadap permintaan pasar turis dunia. Dimensi pun sangat segar, sudah layak dan lincah untuk menstimulasi dan menawarkan ruang pengembangan ide-ide kreatif dalam meningkatkan dimensi budaya lokal dengan memasukan aspek sosiologis, antropologis, sejarah dan ekonomi.

Tabek
Betha Ketaren (Indra)