".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Sunday, 30 May 2021

Geopolitik & Geostrategi Gastronomi Indonesia

Kalau bicara geostrategi gastronomi Indonesia, maka terlebih dahulu harus dipahami arti dari geostrategi dan geopolitik itu sendiri. Dalam kacamata politik Geo berarti bumi sedangkan Politik (politeia) berarti kekuasaan dan kebijaksanaan.


Dengan demikian geopolitik adalah strategi penggunaan unsur bumi untuk memperoleh kekuasaan, atau pemanfaatan letak geografi untuk menentukan kebijaksanaan.

Bumi (bhumi) diartikan sebagai tempat tinggal makhluk hidup di sebuah Negara (atau berbagai Negara di dunia) yang berdaulat, termasuk penduduknya; yang saling berinteraksi satu sama lain melalui diplomasi, pariwisata, perdagangan, perindustrian, perdagangan, investasi, pendidikan, seni, budaya, agama maupun hubungan internasional lainnya serta aksi militer.

Interaksi itu didasar kepada kehidupan makhluk hidup atas dasar sumber daya bumi yang dimilikinya dan ketersediaan produk-produk lainnya (mineral, biosfer dan lain sebagainya) yang memberi sumbangsih untuk mendukung populasi manusia secara keseluruhan. Termasuk salah satu dalam sumber daya bumi itu adalah pangan dan makanan.

Geostrategi berasal dari kata Geo dan Strategi.  Geografi merujuk pada ruang hidup nasional wadah atau tempat hidupnya suatu bangsa dan negara. Strategi diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang maupun damai.

Oleh karena itu dapat dikatakan, strategi adalah garis haluan (cetak biru) politik dalam pelaksanaannya, yaitu upaya bagaimana suatu Negara mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politiknya.

Karena strategi merupakan upaya pelaksanaan, maka strategi pada hakikatnya merupakan suatu seni yang implementasinya didasari oleh intuisi, perasaan dan hasil pengalaman.

Strategi juga dapat merupakan ilmu yang langkah- langkahnya selalu berkaitan dengan data atau fakta yang ada. Seni dan ilmu digunakan sekaligus untuk membina atau mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu rencana dan tindakan.

Dengan demikian, geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utamanya.

a.   Peran Gastronomi Dalam Geopolitik Dan Geostrategi
Geopolitik dan geostrategi merupakan studi dan praktik hubungan di antara orang-orang (atau perwakilan mereka) yang tinggal di lingkungan geografis, ekonomi dan budaya yang berbeda.

Sedangkan geopolitik dan geostrategi melalui gastronomi dengan segala kelengkapan hospitality (keramahan), diartikan setiap orang tidak hanya merasa diterima dan puas, tetapi juga diakui dan diperlakukan sebagai individu dengan beban budayanya sendiri. Karena strategi politik melalui gastronomi pada hakikatnya merupakan suatu seni yang implementasinya didasari oleh intuisi, perasaan dan hasil pengalaman untuk mencapai strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utamanya.

Setiap kali seseorang berpartisipasi dalam acara gastronomi, katakan acara makan malam, ada semacam rasa dan pesan politik yang dibawa dibelakangnya. Geopolitik dan geostrategi dalam hubungan internasional membawa banyak isyu-isyu yang menantang. Umpamanya, untuk menjembatani penyelesaian isyu-isyu tersebut, orang Yunani kuno menyajikan minuman anggur dalam negosiasi perjamuan, karena mereka ingin pertemuan yang diselenggarakan di bawah kendali tertentu.

Sejak jaman dahulu kala, umat manusia menyenangi proses ritual berbagi makanan sebagai sarana untuk menciptakan atau memperkuat hubungan sosial. Demikian pula, baik praktisi hubungan internasional maupun pebisnis tahu betul bahwa berbagi acara makanan dengan calon pesaing atau pesaing sebenarnya adalah alat yang efisien dalam mendorong perjanjian atau aliansi. Terlebih lagi jika kita menganggap bahwa hospitality (keramahan) bukan hanya tentang mengantar makanan, tetapi mencakup lingkungan dan budaya yang menyenangkan, dimana terlihat seluruh proses pengorganisasian dan penerapan tempat secara tepat, pembuatan dan pembuatan makanan yang sebenarnya, layanan yang penuh perhatian, rasa hormat dari para tamu yang merupakan standar budaya dunia.

Dari makan malam keluarga hingga jamuan para pemimpin dunia, tantangannya serupa, meskipun pada tingkat kerumitan yang berbeda karena tujuan (target) yang diinginkan, interaksi yang terlibat, dan jumlah pemain yang diperlukan untuk mempersiapkan acara tersebut. Tugas dasar tuan rumah adalah membuat tamu nyaman dan senang, sambil selalu mengingat tujuan akhir yang dicari, apapun itu.

Banyak contoh, meskipun anekdot biasanya merujuk pada kasus-kasus tertentu di mana orang keluar dari prinsip keramahtamahan universal. Umpamanya, mengapa pembicaraan soal Iran akhirnya diadakan di Italia dan bukan di Prancis, seperti pertama kali diselenggarakan? Hanya karena tuan rumah Prancis bersikeras untuk menyajikan minuman anggur dan itu tidak dapat diterima oleh rekan Iran mereka. 

b.   Geopolitik Dan Geostrategi Indonesia
Geostrategi Indonesia merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan dan sarana untuk mencapai tujuan nasional.

Geopolitik Indonesia diartikan sebagai sistem politik atau aturan dari wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik suatu Negara; yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada sistem politik Indonesia.

Bagi Indonesia geopolitik didasarkan kepada wasantara sehingga dinamakan Geopolitik Sarwa Nusantara. Sifatnya berbeda, yaitu: Ke Dalam (inward); untuk menciptakan persatuan dan kesatuan. Keluar (outward); untuk menciptakan perdamaian dunia dan tidak bersifat agresif maupun tidak ekspansif.

Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, Geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif.

Sedangkan Geostrategi indonesia diwujudkan melalui konsep ketahanan nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.; yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman.

Konsepsi Geostrategi Indonesia merupakan suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi Negara untuk menentukan kebijakan, tujuan dan sarana untuk mencapai tujuan nasional.

Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Pancasila dan UUD 1945.

Pengertian Geopolitik Indonesia adalah sebagai instrumen permainan politik terhadap negara-negara di dunia untuk membagi wilayah kekuasaannya di berbagai bidang atau merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia yang bernegara terhadap diri dan lingkungannya dalam wujud sebuah Negara.

Intinya, pengertian Geopolitik adalah cara pandang dan sikap bangsa suatu Negara mengenal lingkungannya. Sedangkan pengertian Geostrategi adalah perumusan strategi nasional yang memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utamanya.

c.   Bagaimana Geopolitik Dan Geostrategi Gastronomi Indonesia
Sekarang bagaimana geopolitik dan geostrategi gastronomi Indonesia ?

Atau bagaimana bangsa Indonesia memanfaat gastronomi atau kuliner atau makanan sebagai geopolitik dan geostrategi Negara ?

Seperti diketahui negara kepulauan Nusantara Indonesia sangat kaya akan seni dapur masakan. Dengan populasi sebesar 270 juta lebih yang terdiri dari 1334 suku dan sub suku, termasuk etnis pendatang, negara ini mempunyai kekuatan puluhan ribu seni dapur masakan. Kekuatan seni dapur itu belum terdata dengan baik sampai sekarang.

Disamping itu, Indonesia memiliki wilayah garis seni boga (makanan) yang beraneka ragam dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote; yang masing-masing mempunyai rasa dan aroma yang berbeda satu sama lain.

Belum lagi jika bicara mengenai kekayaan sumber hayati bumi yang merupakan nomor dua di dunia dengan 77 jenis karbohidrat, 75 jenis sumber lemak/minyak, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 40 jenis bahan minuman, dan bumbu-bumbuan.

Negeri ini memiliki kekayaan keragaman lebih dari 1,000 jumlah spesies tanaman sayuran, buah, 110 jenis rempah-rempah dan flora nomor dua di dunia yang tidak tumbuh di negara lain.

Kuliner Indonesia punya kisah mengenai sejarah dan budaya, baik tangible dan intangible. Selain itu, Indonesia punya sumbangan tersendiri kepada dunia mengenai seni dapur makanannya. Rijsttafel adalah bukti sebagai aset kedua budaya seni dapur makanan dunia setelah masakan Prancis. Rempah Indonesia (Kayu Manis, Lada, Pala, Bunga Pala dan Cengkeh) pun tercatat telah mengubah revolusi cita rasa bumbu masyarakat dunia; yang awalnya berkembang di Eropa.

Gastronomi atau kuliner atau makanan Indonesia bukan sekedar icip-icip atau semata-mata maknyus atau hanya acara masak memasak. Di benua barat, gastronomi atau kuliner atau makanan dijabarkan mereka sebagai simbol, benchmark dan image kekuatan diplomasi geopolitik dan geostrategi negaranya.

Terhadap semua itu, apakah Indonesia sudah mengakomodasi gastronomi atau kuliner atau makanan ke dalam konsepsi geopolitik dan geostrategi kenegaraannya untuk menjadi sebuah strategi kepada dunia mengenai kebijakan dan sebagai sarana untuk mencapai tujuan politik nasional politik kebangsaan.

Apa alat main politik dan cara pandang maupun sikap bangsa Indonesia dalam gastronomi atau kuliner atau makanan di negeri ini untuk menjadi instrumen kebijakan geopolitik dan geostrategi Negara.

Atau apa seni geopolitik dan geostrategi Indonesia dalam gastronomi atau kuliner atau makanan yang implementasinya didasari oleh intuisi, perasaan, pengalaman yang didasari data atau fakta kekuatan yang disampaikan di atas. Seni dalam arti,  ilmu yang digunakan untuk membina atau mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu rencana dan tindakan geopolitik dan geostrategi Indonesia.

Seperti diketahui, sampai saat ini instrumen GastroDiplomasi Indonesia belum terbentuk yang bisa menjadi seni atau alat main geopolitik dan geostrategi Indonesia. Belum ada kesepakatan format signature dishes bangsa ini kepada dunia, apalagi model tradisi makan bersamanya.

Kita pernah dengar 30 (tiga puluh) IKTI (Ikon Kuliner Tradisional Indonesia), Diplomasi Soto (76) dan 5 (lima) Kuliner Indonesia. Ketiganya dijadikan Ikon Makanan Negara Indonesia ke panggung dunia.

Usia ketiganya pun hanya sebatas pejabat bersangkutan dan setelah itu hilang dari peredaran publik. Tidak bertahan lama seperti Ikon Makanan Negara signature dish Tom Yam (Thailand), Kimchi (Kores Selatan), Pho (Vietnam) dan Nasi Lemak (Malaysia).

Selain itu selama ini makanan yang kerap ditampilkan negeri ini selalu berkisar yang itu-itu saja. Sepertinya nama-nama makanan itu terkesan selalu bersaing dengan simbol-simbol kebudayaan tertentu dan mendominasi.

Pengalaman memperlihatkan, penyebutan makanan (kuliner) dengan nama makanan tertentu menjadi andalan Indonesia, dan selalunya dibingkai sebagai "local dan original" kuliner negeri ini.

Padahal nama-nama makanan itu belum tentu bisa diterima di daerah lain sebagai produk keaslian seni masakan mereka, meskipun ada di daerah tersebut, tetapi dianggap sebagai makanan pendatang yang bukan menjadi andalan.

Bagi suku dan sub-suku, seni dapur (resepi) makanan mereka adalah soal kebanggaan dan harga diri yang menyembunyikan arogansi fenomenal yang sangat kental kepribadiannya bagi mereka, apalagi pengakuan sebagai suatu bangsa.

Mesti disadari, tampilan seni dapur dan makanan satu pihak, akan membawa dorongan dan hasrat kepada pihak lain minta ikut di dalam tampilan tersebut, apalagi kalau sering dan kerap tampilan seni dapur dan makanannya itu-itu saja dari satu pihak.

Namun, sebenarnya bukan karena ada yang diistimewakan atau kurang diperhatikan. Ini adalah soal kurang mendalami dan terbatas menyadari begitu banyaknya kekayaan seni dapur (resepi) makanan yang ada di negeri ini.

Selain itu, belum lagi kalau bicara perangkat GastroDiplomasi apa yang dipakai untuk memperkenalkan signature dishes dan tradisi makan bersama tersebut. Seperti Pemerintah Amerika Serikat mempunyai perangkat program Culinary Diplomacy Partnership Initiative (CDPI) untuk mengangkat kampanye Culinary Diplomacy ala Amerika.

Perlu disadari, kelemahan GastroDiplomacy Indonesia di tataran bawah (publik), adalah belum punya format signature dish yang dapat diterima semua pihak di dalam negeri, sehingga saat ini masing-masing jalan sendiri dengan apa yang terlihat di depan mata.

Peluang geopolitik dan geostrategi seni dapur masakan Indonesia untuk GastroDiplomasi cukup besar,  cuma belum digarap dari hulu sampai hilir seperti yang dilakukan Thailand.

Kebanyakan masyarakat, termasuk otoritas pemangku kepentingan, selalunya ingin GastroDiplomasi Indonesia seperti Thailand. Bisa dikatakan tantangannya terlalu besar, karena mesti ditentukan faktor apa yang menjadi motif, tujuan dan sasaran utama bagi negeri ini melakukan seperti Thailand, dimana hilirnya ada sekian belas ribu restauran Thai di berbagai belahan dunia.

Thailand mempunyai platform dari hulu sampai ke hilir terhadap strategi dan manajemen GastroDiplomasi  mereka, yang intinya untuk outlet pangsa pasar eksport hasil pertanian. Platform ini merupakan vehicle yang menjamin eksport hasil pertanian negeri gajah putih ini dengan cara mendirikan restauran-restauran di berbagai belahan dunia.

Melalui sebuah perusahaan itu, Thailand menyediakan dan mengendalikan infrastruktur fasilitas storage dan stockpile bahan baku pangan pertanian di luar negeri untuk keperluan jaringan restauran mereka di luar negeri.

Bisa dikatakan dari keperluan A sampai Z disediakan perusahaan ini kepada jaringan restauran Thailand di luar negeri serta kepada eksportir hasil pertanian negeri gajah putih itu.

Oleh karena itu, belasan ribu restoran Thailand di luar negeri adalah outlet dari kepentingan eksport hasil pertanian. Seperti diketahui produk pertanian negeri ini sangat bagus dan advance dalam kualitas dan packaging serta memiliki sertifikasi atau sudah terdaftar di berbagai negara-negara di Barat.

Contoh apa yang dilakukan Thailand bisa kita tiru sebagai instrumen geopolitik dan geostrategi GastroDiplomasi Indonesia, tetapi apa faktor yang menjadi motif, tujuan dan sasaran utama kita itu. Selain motif, tujuan dan sasaran, Indonesia tidak bisa compete dengan Thailand ataupun Vietnam dengan membuat restoran dan sudah ketinggalan jauh puluhan tahun dari mereka. Apalagi hasil produk pertanian Indonesia belum secanggih Thailand yang sudah diakui resmi di pelbagai negara-negara di Barat.

Sebenarnya kekuatan Indonesia adalah di bumbu dari kekayaan rempah-rempah yang ada. Satu-satunya, Indonesia harus menggunakan rempah-rempah sebagai bumbu masakan yang dibuat mendunia.

Perlu dicatat, kekuatan yang dimiliki Indonesia adalah di seni dapur masakan yang cukup banyak dan ini belum diangkat secara serius serta merupakan harta terpendam, terutama di sisi bumbu dan rempahnya.

Sudah saatnya Indonesia mulai mempertimbangkan gastronomi atau kuliner atau makanan yang ada di negeri ini sebagai kebijakan geopolitik dan geostrategi Negara dengan memformat secara nyata instrumen GastroDiplomasi-nya.

Potensi politik dan strateginya sangat besar, apalagi di dalam negeri sendiri semakin maraknya jumlah entrepreneur (pengusaha) makanan (menengah, mikro, kecil) yang lahir melalui inkubator secara alam (otodidak). Karena makanan merupakan pilihan utama bisnis masyarakat menengah dan bawah dalam mengatasi kesulitan ekonomi saat ini.

Semoga bermanfaat
Tabek
Betha Ketaren (Indra)