".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Wednesday, 22 April 2015

Makna Kata Sontoloyo Sesungguhnya


Mungkin telinga kita pernah mendengar kata sontoloyo. Mungkin buat kebanyakan orang kata itu memiliki arti negatif. Padahal arti sesungguhnya tidaklah demikian. Makna atas suatu kata bisa berbeda ditiap daerah.  Mungkin buat sahabat yang berasal dari pulau jawa pasti sudah pada tahu, tapi buat sahabat nusantara lainnya tidak salah mengerti makna sesungguhnya dari kata itu.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia "SONTOLOYO" bermakna “ konyol, tidak Beres, dan bodoh. Kata yang dipakai sebagai kata makian.  Ada tersisip makna kekesalan bagi yang mengucapkannya.

Padahal dalam bahasa Jawa, Sontoloyo adalah sebuah nama julukan atau profesi bagi seseorang atau lebih yang menggembala bebek, dalam bahasa jawanya : "wong sing angon bebek". Biasanya orang yang disebut sontoloyo menggunakan atribut kurang lebih begini:

- Memakai caping (topi khas di sawah bentuknya seperti corong) untuk melindungi diri dari panas terik maupun hujan.

- Membawa tongkat tipis tapi panjang dan diujung tongkat ada plastik atau apapun itu yang bentuknya seperti rumbai-rumbai yang melambai-lambai. Ini dimaksudkan untuk memudahkan menggiring bebek-bebek sampai tujuan dan tidak tercerai-berai.

Tugas dan tanggung jawab  Sontoloyo
Sontoloyo harus bertanggungjawab atas semua bebek yang digembalakannya. Bentuk tanggungjawab ditunjukkan dengan bagaimana seorang sontoloyo itu mengarahkan bebek-bebeknya untuk dapat mencari  makanan dan berkembang biak sebanyak-banyaknya. Dia mencarikan tempat yang terbaik bagi para bebek yang ditempat tersebut para bebek dapat makan dengan nyaman, dan tidak terusik oleh siapapun.

Ketika menggiring para bebek, dia berada di belakang para bebek, atau dengan kata lain, sontoloyo itu selalu memperhatikan bebek yang berada paling belakang karena biasanya bebek yang jalannya lambat kalau tidak diawasi dengan baik, bebek yang suka jalan di belakang ini bisa-bisa kabur atau bahkan mungkin dimakan ular sawah tanpa sepengetahuan si sontoloyo.

Seorang sontoloyo juga bertanggungjawab untuk memasukkan para bebek kembali ke kandang di malam hari. bahkan kalau ada bebek yang kelihatan kurang sehat, maka sontoloyo akan bilang ke juragan bebek untuk minta uang dan beli obat. Kemudian bebek diobati, si sontoloyo pun berdoa semoga si bebek tidak apa-apa dan cepat sembuh.

Keesokan harinya, seorang Sontoloyo harus bersiap-siap untuk kembali menggembalakan para bebek yang sudah kelaparan. Tapi biasanya sebelum berangkat, sontoloyo memeriksa kandang dan biasanya memunguti telur bebek yang ditelurkan para bebek dalam semalam ini. Telur-telur itu di kumpulkan kemudian diserahkan ke juragan bebek yang kemudian sontoloyo akan mendapatkan bagian dari bagi hasil dengan juragan bebek selain upah yang diterimanya. Itulah yang namanya sontoloyo. Perihal kemudian istilah sontoloyo itu dijadikan ungkapan untuk memaki orang itu adalah merupakan perkembangan yang tentunya tidak ada hubungannya dengan tulisan ini.

Kesimpulannya :
"SONTOLOYO" sejatinya adalah sebutan untuk "PENGGEMBALA BEBEK" atau orang-orang yang dengan setia menggiring bebek dari pagi sampai sore ke daerah perairan sekaligus mengumpulkan telur-telurnya.

Menilik arti kata tersebut jelas tidak ada hal yang salah atau buruk. Namun demikian karena SONTOLOYO sudah menjadi idiom yang menggambarkan hal-hal negatif, komunitas ini sekarang sudah tidak pernah lagi disebut demikian. Bahasa penyebutannya tidak lagi memiliki kekhasan kultural alias berlaku secara umum. Contohnya SONTOLOYO ya disebut Wong angon bebek.

Padahal komunitas asli SONTOLOYO dalam arti sesungguhnya adalah orang-orang bersahaja yang bekerja menghabiskan tenaga serta waktu untuk menghidupi keluarganya tanpa pernah mengambil hak orang lain. 

Artikel oleh: Ryan Riyanto