Anda pernah dengar kata "capah" ? ..Saya sendiri baru pertama kali ini mendengar kata itu. Adalah paman saya memberitahu sepintas artinya. Memang agak jenggah sambil tersipu kalau saya mengatakannya, namun sebagai seorang gastronom wajib kita saling berbagi pengetahuan.
Kenapa "jenggah sambil tersipu", karena "capah" adalah bahasa Karo yang saya sendiri berasal dari suku ini. Capah adalah salah satu piranti saji masyarakat Karo. Dahulu kala, masyarakat Karo punya kebiasaan makan bersama di atas capah. Mirip dengan orang Arab tapi pastinya suku Karo bukan turunan dari Timur Tengah sehingga kebiasaan menggunakan alat itu bukan dari sono asal usulnya.
Sebenarnya suku Karo adalah sejatinya turunan dari wilayah India selatan. Ini yang membedakan suku Karo dengan suku Batak, dimana suku Batak berasal usul dari suku yang berbatasan antara daratan Tiongkok dan Rusia tepatnya dari Mongolia yakni turunan Genghis Khan yang hijrah dan melarikan diri ke selatan sampai menetap di bumi Nusantara ini.
So kembali ke capah, tepatnya piranti saji ini adalah piring tradisional yang berdiameter sekitar 30 - 35 cm yang terbuat dari kayu dan menjadi tempat makan dalam kebanyakan rumah tangga masyarakat Karo di masa lalu. Satu keluarga yang terdiri dari beberapa orang makan bersama dalam satu capah
Dalam perjalanan jaman, capah sudah jarang ditemukan. Syukur-syukur kita masih bisa menemukannya di museum. Kalaupun masih ada, kebanyakan capah lebih digunakan sebagai wadah tempat buah yang dijunjung pada saat diadakan pesta adat bunga dan buah masyarakat Karo.
Gambar ini menunjukan bentuk piranti saji piring tradisional capar suku Karo itu.
Salam gastronomi