Lanskap kepulauan Bali ditandai dengan kelimpahan: ribuan sawah padi yang subur, pohon kelapa, buah-buahan tropis dan perkebunan kopi. Laut sekitar Bali kaya akan ikan dan tanahnya subur oleh gempuran abu dan puing-puing letusan gunung berapi. Kelimpahan ini juga tersirat dalam budaya ritual makanan orang Bali yang merupakan aspek penting dalam ibadah persembahan mereka setiap harinya untuk menenangkan para dewa-dewa dan Dewata.
Dalam agama Hindu-Bali, makanan memainkan peran penting dalam ritual dan ibadah. Makanan yang dipersembahkan kepada para dewa disebut "Prasada" yang dalam kata Sansekerta berarti "belas kasihan," atau Rahmat Illahi Allah. Bagi orang Hindu-Bali, menyiapkan makanan, persembahan makanan kepada para dewa-dewa dan Dewata, dan makan makanan yang ditawarkan untuk dinikmati bersama, merupakan bagian dari meditasi renungan kebathinan yang kuat.
Makanan dalam upacara di Bali sering digambarkan sebagai sebuah pesta untuk Dewata dan sering dideskripsikan secara harfiah sebagai perayaan untuk para dewa dan roh. Dalam disiplin meditasi, orang Hindu-Bali menawarkan makanan kepada para dewa-dewa dan Dewata sebelum menikmati makanan yang disajikan. Artinya secara spiritual orang Hindu-Bali menilai makanan memiliki nilai karma yang harus dilepas dan tidak boleh terlibat di dalamnya saat dimakan.
Pengabdian orang Hindu-Bali, dan kasih karunia mereka kepada para dewa-dewa dan Dewata mengubah makanan yang ditawarkan dari sekedar bahan nutrisi menjadi rahmat rohani Illahi Allah atau prasadam. Bagi orang Hindu-Bali, prasada merupakan kasih karunia para dewa-dewa dan Dewata yang harus dihormati sebelum dinikmati secara bersama.
Orang Bali memiliki keyakinan spiritual yang sangat kuat. Makanan sering digunakan sebagai persembahan kepada para dewa yang sering terlihat di pura (kuil) dan tempat suci di Bali. Persembahan disajikan setiap hari untuk dewa dan roh, terutama untuk dewi padi (Dewi Sri) yang kuilnya berdiri di tengah-tengah sawah yang tergenang untuk meminta berkah.
Di bawah ini disampaikan beberapa makanan yang kerap disajikan dalam upacara adat dan ritual orang Bali.
LAWAR
Lawar adalah makanan tradisional yang terkenal di seluruh Bali. Lawar adalah masakan utama digunakan dalam upacara keagamaan, ritual keluarga atau acara non-ritual keluarga. Jika ada upacara atau acara tradisi Bali, Lawar adalah pilihan pertama dalam menu memasak. Lawar adalah sayuran dicampur dengan daging cincang, sayuran, rempah-rempah, dan kelapa yang rasanya diasah dengan rasa alami. Ada berbagai jenis Lawar berdasarkan bahan-bahan untuk menyusun memasak, seperti Lawar Merah dan Lawar Putih. Sayuran yang dimasak menjadi lawar biasanya adalah buah kacang muda dan nangka. Babi Lawar terbuat dari daging babi sementara Nangka Lawar terbuat dari nangka. Ada juga Padamare Lawar, terbuat dari berbagai jenis Lawar. Lawar biasanya disajikan dengan nasi dan hidangan lainnya.
BABI GULING
Babi Guling pada awalnya dibuat hanya sebagai persembahan ritual dalam upacara tradisional Bali serta upacara keagamaan. Babi Guling dimasak dengan mengambil seluruh usus dan isi jeroan di dalamnya yang diolah kemudian dengan pasta dan sayuran seperti daun singkong bumbu. Setelah itu dipanggang di atas arang batok kelapa kering. Babi Guling awalnya dibuat sebagai persembahan ritual dalam upacara tradisional Bali serta upacara keagamaan. Namun saat ini, dapat ditemukan di banyak restoran dan hotel tertentu di daerah Bali. Yang paling terkenal adalah Babi Guling dari Kabupaten Gianyar. Namun saat ini dibuat dari daging lain seperti bebek atau ayam dan dapat ditemukan di banyak restoran dan hotel tertentu di daerah Bali.
URUTAN BALI
Urutan adalah sosis yang dibuat dari usus babi, diisi dengan daging babi dan bumbu di dalam, dan goreng hingga kecoklatan. Urutan biasanya disajikan dengan anggur beras Bali dan selalu ada dalam ritual masakan orang Bali.
SATE LANGUAN
Sate Languan terbuat dari ikan laut, kelapa hijau, rempah-rempah, dan gula merah. Hidangan ini adalah makanan tradisional dari Kabupaten Klungkung, tetapi dapat ditemukan di seluruh Bali. Sate Languan disajikan sebagai hidangan dalam upacara-upacara ritual yang disajikan hanya satu hari tepat setelah dipanggang (saat itu masih panas) dan biasanya disajikan dengan Lawar.
SATE LEMBAT
Sate lembat terbuat dari daging yang dicampur dengan parutan kelapa dan bumbu. Biasanya menggunakan daging babi, ayam, bebek, dan kura-kura. Sate lembat disajikan dalam ritual Bali dan upacara adat. Sate ini juga tersedia di banyak restoran Bali, bersama dengan Urutan, Babi Guling, dan Lawar.
LEMPET (PEPES IKAN TONGKOL)
Lempet terbuat dari ikan tuna atau ikan languan dan rempah-rempah, dibungkus daun pisang dan dipanggang di atas arang yang terbuat dari batok kelapa kering. Lempet juga dikenal sebagai Pesan atau Pepes yang disajikan dengan nasi sebagai hidangan dalam upacara pernikahan dan upacara lainnya yang biasanya berlangsung selama 2 hari.
YAM BETUTU
Ayam Betutu terbuat dari ayam dengan bumbu di dalamnya. Rempah-rempah terdiri dari kunyit, jahe, kencur, lengkuas, bawang merah, bawang putih, daun salam, dan cabai. Semua bumbu ini dicampur dan dimasukkan ke dalam ayam. Itulah mengapa disebut Ayam Betutu. Ayam Betutu biasanya disajikan dalam upacara tradisional Bali seperti Odalan, otonan, upacara pernikahan dan lain-lain.
AYAM PANGGANG MESANTEN
Ayam adalah salah satu bahan yang digunakan untuk persembahan ritual Bali. Setelah digunakan untuk persembahan ritual, ayam dimasak dengan cabai untuk dilayani sebagai hidangan. Orang Bali memilih untuk memasak ayam lokal karena rasanya lebih baik dan lebih sedikit lemak daripada ayam broiler. Ayam Panggang Mesanten adalah salah satu resep tradisional Bali.
NASI KUNING
Nasi Kuning Bali agak berbeda dari umumnya nasi kuning, terutama dari isi rempah-rempah dan cara mempersiapkannya. Nasi Kuning biasanya disajikan selama upacara Hari Kuningan, Hari Bali Hindu Kudus yang datang setiap 210 hari pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Kuningan. Saat ini, Nasi Kuning juga disajikan dalam upacara lainnya seperti pesta ulang tahun, syukuran, dan lain sebagainya. Orang Bali biasanya mempersiapkan hanya untuk upacara dan tidak tersedia di restoran.
NASI YASA
Nasi Yasa adalah nasi kuning yang dikombinasikan dengan ayam, telur, dan sayuran mentah. Nasi Yasa biasanya disajikan dalam upacara keagamaan seperti Saraswati, Hari Ciwalatri dan sebagai persembahan ritual untuk para leluhur.
JAJAN BANTAL
Jajan Bantal terkenal di seluruh Bali. Bahan utama dari makanan ini adalah beras ketan, kacang polong dan buah-buahan. Dibungkus dalam daun kelapa, diikat dengan tali dan dikukus. Camilan ini disiapkan sebagai hidangan dalam ritual upacara-upacara tertentu seperti Piodalan di pura.
CEROCOT
Cerorot terbuat dari tepung beras, gula merah, dan garam, dibungkus daun kelapa bengkok, dan dikukus. Camilan ini disajikan dengan kopi atau teh yang dihadirkan hanya satu hari dalam upacara-upacara keagamaan dan ritual orang Bali, khususnya di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem.
JAJAN ABUG
Jajan Abug adalah makanan ringan (camilan) tradisional Bali yang terbuat dari beras ketan dengan berbagai bentuk: kubus, segitiga, bulat, dan lain-lain serta memiliki banyak lapisan dalam warna merah dan putih. Camilan ini khusus dibuat untuk ritual Bali atau upacara adat. Tapi kadang-kadang juga dibuat untuk konsumsi masyarakat umum.
BUBUR MENGGUH
Bubur Mengguh adalah semacam bubur, dicampur dengan daging (ayam atau ikan), sayuran, dan rempah-rempah. Bubur ini biasanya disajikan dalam acara-acara khusus seperti pertemuan keluarga dan setiap kesempatan lain.
JUKUT ARES
Jukut Ares terbuat dari pohon pisang bayi dicampur dengan tulang rusuk dan daging (sapi, babi, bebek), dan rempah-rempah. Hal ini biasanya disajikan dalam upacara ritual Bali, hidangan untuk keluarga dan orang-orang yang membantu dalam mengatur upacara. Jukut Ares disajikan dengan nasi. Masakan ini banyak tersedia di restoran-restoran di kabupaten Bali, seperti Denpasar.
JUKUT RAMBANAN
Jukut Rambanan adalah jenis hidangan yang terbuat dari berbagai sayuran. Dimasak dengan saus kelapa dan disajikan dengan bumbu terasi untuk membuatnya lebih lezat.