".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Sunday, 13 August 2017

Hospitality dan Gastronomi Di Acara Asian Games 2018


Sebagai tuan rumah Asian Games bulan agustus tahun 2018, Indonesia menerima tanggung jawab untuk melayani puluhan ribu pengunjung di dua kota yakni Jakarta & Palembang. INASGOC selaku penyelenggara Asian Games 2018 di Indonesia berkewajiban menyediakan kenyamanan fasilitas kepada para atlet dan pejabat official negara peserta serta pengunjung.

Kenyaman fasilitas itu berupa infrastruktur, akomodasi, transportasi, komunikasi, IT dan pelayanan lainnya termasuk di dalamnya mengenai konsumsi makanan yang halal dan tidak halal, boleh atau tidak boleh, cocok atau tidak cocok, sesuai atau tidak sesuai dengan budaya dan sejarah latar belakang para atlet dan pejabat official negara peserta. Termasuk para pengunjung yang akan hadir di arena pertandingan akan menjadi wajah dari bukti warna pariwisata yang diperlihatkan negeri ini.

Ini adalah tugas yangs sangat serius sebagaimana diungkapkan Brillat-Savarin (1865) : "To take someone is to take responsibility for ensuring his happiness for so long as he is beneath your roof" ... 

Kuncinya ada di hospitality ....

Hospitality memiliki peran penting dan pengalaman menyediakan kenyamanan fasilitas ini, terutama mengenai penyediaan informasi yang relevan. Apalagi terkait dengan makanan, hospitality bisa dimerge dengan gastronomi untuk keperluan tersebut.

Keakraban antara hospitality dan gastronomi sangat jelas, tidak hanya karena makanan dan minuman adalah unsur utama, tapi karena makanan dan minuman adalah alat komunikasi dan oleh karena itu berfungsi untuk mempromosikan (melayani) kenyamanan kunjungan manusia ke suatu tempat (Douglas, 1982).

Orang mungkin berasumsi hospitality adalah semua tentang membahagiakan orang lain, tentang menempatkan diri untuk melayani orang lain, yang ini memang selalu konsisten sampai sekarang. Bahkan di Yunani kuno, di mana hospitality adalah simbol identitas budaya, memastikan kebahagiaan orang lain. Contohnya  tuan rumah menawarkan makanan, minuman dan akomodasi kepada tamu merupakan bukti dari suatu kenyamanan hospitality yang baik yang setara dengan yang diharapkan si pengunjung.

Sebagai sekutunya, masuk akal jika hospitality harus menggabungkan aspek gastronomi, sama seperti gastronomi harus memperhatikan relevansinya dengan hospitality, karena keduanya bicara mengenai kenyaman pelayanan yang baik. Keduanya harus dan wajib mengetahui sejarah dan budaya dari apa yang dilayaninya. 


Pertanyaannya sekarang, Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018, apa sudah siap untuk itu ?