".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Saturday 30 September 2017

SI BOGA

Makanan sering dianggap *remeh temeh* oleh kebanyakan orang .. sekedar resep dan masak memasak ..apalagi kalau hadir selebriti chef .. semakin remeh temeh .. 

Padalah makanan punya kedalaman sejarah dan di baliknya ada cerita ... artinya budaya yang kalau mau lebih jauh lagi ada kearifan lokal  ..

Jangankan soal remeh temeh itu, judul katanya saja masih belum *pas* dengan menyebut makanan sebagai *kuliner* padahal seharusnya *boga* (makanan) .. 

Kan ada ungkapan *Pakailah bahasa Indonesia yang baik dan benar* .. kenapa dipakai kata kuliner untuk merujuk makanan ? 

Artinya akademisnya saja sudah menunjukkan kuliner itu adalah aktifitas seni memasak di dapur (cookery) .. artinya skill memasak .. bukan makanan ..

Makanan itu dalam kamus bahasa Indonesai disebut *boga* .. sekali lagi *Pakailah bahasa Indonesia yang baik dan benar*

Era modern budaya boga Indonesia dimulai ketika etika di meja makan mulai lahir dan peralatan memasak jaman primordial mulai ditinggalkan. Lebih kurang dilakukan masyarakat di tahun 1900-an. Saat itu dimulai pengenalan terhadap etika dan penyajian makanan di meja makan dengan peranti saji yang unik .. 

Sebenarnya gaya itu sudah lama ada tapi naik ke permukaan saat warga baru kota metropolitan memerlukan pengakuan dirinya menjadi masyarakat modern yang global ... Contohnya pengaruh feodalisme Belanda sudah sejak lama merambah boga di Indonesia ..

Akibat dari modernisasi tu banyak peralatan memasak kuno menghilang dari dapur, termasuk peranti saji lokal di atas meja, karena artefak ini menjadi korban modernitas dari boga modern yang bernafas produk kebarat-baratan ..

Selain itu boga apapun yang dinikmati warga metropolitan baru ini mereka hanya memperlakukan si makanan itu *sebatas perut* alias kenyang .. PLUS ada kebahagian jika mengetahui resep-resep dan proses masak memasaknya  .. apalagi kalau hadir selebriti chef dan bisa berfoto-foto ria bersama untuk di upload ke media sosial dan grup-grup di gadget .. semakin remeh temeh si boga ...

Padalah boga (makanan) adalah budaya dari suatu kearifan lokal .. jejak budaya makanan itu mewarnai DNA suatu bangsa .. identitas dan jati diri malah kadangkala kerap disamakan dengan sebuah ideologi ..

Untuk itu jika bangsa ini mau menorehkan kemenangannya, maka boga bisa dijadikan instrumen yang ampuh untuk bicara budaya, baik itu untuk diplomasi budaya (ke luar negeri) maupun internalisasi budaya (di dalam negeri)  ..

Makanan adalah branding kearifan lokal dari budaya bangsa .. itu yg mesti ditanamkan ke pemikiran masyarakat .. Sudah saatnya bangsa ini mengukir makanan dengan lebih bicara kepada budaya dan sejarah kearifan lokal-nya .. 

Makanan jangan ditafsirkan sekedar resep dan aksi masak memasak .. apalagi kalau ada selebriti chef-nya .. kemudian aksinya foto-foto bersama yang di upload ke media sosial dan grup-grup di gadget .. semakin remeh temeh kita memperlakukan si boga ...

Tabek