Salam gastronomi .. Ijinkan saya mencoba menjelaskan sekali lagi mengenai gastronomi ..
Pada intinya gastronomi itu adalah *tukang makan* yang paham mengenai *the art of good eating* .. Sebutan terhadap orangnya adalah *gastronom* ..
Seorang gastronom harus punya passion terhadap seni makanan karena yang bersangkutan adalah food connoisseur (pecinta, pemerhati & penikmat makanan) ..
Makanan (atau disebut juga boga) bagi gastronom bukan sekedar kenyang sebatas perut .. Ada cerita & kajian dibalik makanan itu mengenai : sejarah, budaya, lanskap geografis dan metoda memasaknya ...
Nah disini letak kepentingan saya menjelaskan mengenai cerita & kajian itu ...
Seorang gastronom tidak wajib mengetahui secara terperinci mengenai sejarah, budaya, lanskap geografis dan metoda memasak dari makanan itu, karena yang bersangkutan adalah tukang makan .. bukan pakar dari segala cerita & kajian makanan itu .. Namun yang pasti seorang gastronom wajib mengetahui ada cerita & kajian dibalik makanan, tapi cukup diketahui sebatas umum saja ..
Gastronom ibarat seorang diplomat yang bisa bicara apa saja (hukum, politik, ekonomi, budaya, kesenian, militer dll) tapi sebatas umum mereka bicara bukan secara rinci, karena diplomat pada intinya adalah seorang lobbi & negosiator dengan tugas utamanya intelligence gathering ..
Pertanyaannya sekarang dari mana dan siapa yang bisa menjelaskan cerita & kajian itu ??
Karena komponen gastronomi terkait sejarah, budaya, lanskap geografis dan metoda memasak, maka yang bisa menjelaskan dan dari mana bisa diketahui cerita & kajian itu adalah dari pakar sendiri yakni ..
- a. Komponen sejarah, budaya & lanskap geografis dari pakar akademis seperti : antropologi, arkeologi, budaya, sejarah, sosiologi, kesehatan, pangan dan lain sebagainya ..
Selain pakar-pakar akademis di atas, ada kalangan food & travel writers yang punya pengalaman lapangan dalam soal makanan (boga) ..
Food & travel writers ini belajar secara otodidak dengan menuturkan kisah-kisah tentang masakan dalam bentuk folklor atau cerita kesejarahannya ..
Ibaratnya di masa lalu, food & travel writers ini seperti penutur tradisional : Pelipur Lara (Sumatera), PM Toh (Aceh), Nyahibul Hikayat (Betawi), Tukang Kentrung (Jawa) dengan alatnya tambur ..
Mereka berkelana dari satu kampung ke kampung lain sambil membawa berita kehidupan sosial budaya para leluhur .. termasuk seni budaya masakan .. disampaikan tanpa catatan tertulis melalui cerita ke cerita dan dari mulut ke mulut artinya tanpa ada satu keseragaman catatan bagi semua ..
- b. Komponen metoda memasak yang biasa disebut dengan kuliner dikenal dengan orang yang menguasai the art of good cooking .. Mereka adalah tukang masak (chef atau pemasak) yang menguasai teknis memasak mengolah & memproses resep masakan menjadi makanan .. Seorang gastronom tidak harus pandai memasak .. cukup diketahui secara umum metoda memasaknya saja bukan praktek dari teknik memasak ..
Dengan demikian kalau ada yang bertanya kepada seorang gastronom apa itu cerita & kajian sejarah maupun budaya dari suatu masakan (umpamanya dendeng) .. belum tentu yang bersangkutan bisa menjawab secara detail karena (sekali lagi) yang bersangkutan adalah food connoisseur .. Jadi bahagialah kita jika di grup ini ada pakar akademis, food & travel writers serta chef atau pemasak, karena ketiganya bisa memperkaya khazanah pengetahuan cerita & kajian gastronomi kita ..
Tabek