".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Wednesday 18 September 2019

Analisa SWOT Boga Indonesia


SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis maupun pada individu atau organisasi.

Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).

Biasanya SWOT dibahas menggunakan tabel yang dibuat dalam kertas besar, sehingga dapat dianalisis dengan baik hubungan dari setiap aspek. Tetapi dalam tulisan ini akan dibuat berdasarkan narasi diksi sehingga akan didapatkan efek sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

Tulisan analisa SWOT ini akan melihat  makanan (boga) Indonesia dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis maupun pada individu atau organisasi.

Prosesnya melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Analisa SWOT kemudian dapat digunakan sebagai pijakan untuk menerapkan instrumen Nation Branding Power, Ratio Entrepreneurship & GastroDiplomacy.

Analisis SWOT yang dilakukan diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, yakni :

·       Bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada.

·       Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada.

·       Bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats).

·       Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru sebagai landasan untuk menghasilkan berbagai alternatif strategi.

Tidak terlupakan akan disampaikan saran dalam mengatasinya & sasaran (target) dalam apa yang ingin dicapai.

Adapun analisis SWOT Boga Indonesia adalah sebagai berikut :

a.     Strength
Analisis terhadap unsur keunggulan dan kekuatan (strength) yang dimiliki Boga Indonesia menganalisis tentang kelebihan apa saja yang dimiliki dari segi sejarah, budaya, lokasi strategis, atau unsur kekuatan lainnya.

Dapat disampaikan beberapa faktor strenght dari Boga Indonesia adalah :
·       Aneka ragam seni dapur masakan yang dimiliki 1334 suku & sub-suku di kepulauan Nusantara, termasuk etnis pendatang.
·       Memiliki Garis Seni Boga yang beraneka ragam dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote.
·       Memiliki keanekaragaman kekayaan hayati yang besar dan merupakan nomor dua di dunia (77 jenis karbohidrat, 75 jenis sumber lemak / minyak, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 40 jenis bahan minuman, dan bumbu-bumbuan)
·       Memiliki kekayaan keragaman lebih dari 1,000 jumlah spesies tanaman sayuran, buah, 110 jenis rempah-rempah dan flora nomor dua di dunia yang tidak tumbuh di negara lain.
·       Bumbu Indonesia mengubah revolusi cita rasa dunia (Kayu Manis, Lada, Pala, Bunga Pala & Cengkeh)
·       Rijsttafel sebagai aset kedua seni budaya makanan dunia setelah seni dapur masakan Perancis.
·       Boga Indonesia punya kisah mengenai sejarah & budaya, baik tangible & intangible.
·       Semaraknya entrepreneur Boga Indonesia (pengusaha Menengah, Mikro, Kecil & UKM) yang lahir melalui inkubator secara alam (otodidak).
·       Boga sebagai pilihan utama bisnis masyarakat menengah & bawah dalam mengatasi kesulitan ekonomi saat ini.
·       Diaspora Indonesia di luar negeri (4,6 juta orang)

b.     Weakness
Untuk mengetahui kelemahan bisa dengan melakukan perbandingan dengan pesaing seperti apa yang dimiliki boga negara lain namun tidak dimiliki Indonesia.

Dapat disampaikan beberapa faktor kelemahan dari Boga Indonesia sebagai berikut :
·       Belum ada alas (dasar) atau payung hukum mengenai boga Indonesia.
·       Kebijakan Pemerintah mengenai boga belum menyeluruh secara komprehensif.
·       Penangananan boga antara stakeholders masih bersifat lintas sektoral, belum tersentralisir & kurang sinergik satu sama lain.
·       Fasiltas pembiayaan sektor boga dari perbankan terhadap pengusaha Menengah, Mikro, Kecil & UKM) belum maksimal.
·       Belum ada kelembagaan Pemerintah yang menangani boga secara menyeluruh.
·       Belum ada suatu strategi orientasi yang menekankan pentingnya memperkuat kemampuan dan kemandirian boga daerah.
·       Kualitas Nation Branding Power, Entrepreneurship & GastroDiplomacy belum diolah (ditata) dengan baik.
·       Belum ada penghargaan Negara terhadap pengusaha boga Menengah, Mikro, Kecil & UKM) seperti pemberian penghargan Kalpataru.
·       Belum adanya road map program pembangunan sektor agrobusiness.
·       Belum terdokumentasinya data seni dapur masakan Indonesia dengan baik.
·       Belum ada Lembaga Ilmu Pengetahuan & Perguruan Tinggi yang mengkaji secara ilmiah mengenai Boga Indonesia.
·       Belum maksimal memanfaatkan jaringan diaspora Indonesia dan non-diaspora di luar negeri, baik sebagai konsumen maupun sebagai wahana promosi secara lebih luas.

c.     Opportunity
Unsur peluang (opportunity) atau kesempatan dari potensi Boga Indonesia yang akan menjadi daya tarik, mampu bertahan dan diterima oleh kebanyakan masyarakat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dapat disampaikan beberapa unsur peluang dari Boga Indonesia sebagai berikut :
·       Trend globalisasi makanan cenderung beralih ke seni dapur masakan Asia Tenggara, antara lain Indonesia.
·       Eksplorasi & investigasi pemasak dunia (master chef & chef) terhadap kekayaan bumbu & rempah serta teknik memasak Boga Indonesia.
·       Wisata halal (friendly muslim tourism) yang menjadi trend baru dunia dengan semakin meningkat tajam jumlah wisatawannya.
·       Ikatan emosional berbasis sejarah (bumbu, kopi & rijsttafel).
·       Semaraknya pemangku kepentingan (otoritas) di daerah-daerah mengangkat Boga ke dalam acara-acara (festival) sebagai wujud identitas & kemaslahatan perekonomian masyarakat setempat.
·       Lahirnya organisasi & komunitas gastronomi (upaboga) di berbagai masyarakat Asia Tenggara, khususnya ASEAN, dalam menelusuri, mengangkat & melestarikan seni dapur masakan negaranya masing-masing.
·       Akses media sosial & era IT yang semakin mempermudah masyarakat dunia membuka dan mengenal seni dapur boga, pariwisata & kepariwisataan  Indonesia.

d.     Threat
Analisis terhadap unsur ancaman sangat penting karena menentukan apakah potensi boga Indonesia dapat bertahan atau tidak di masa depan atau untuk jangka pendek maupun jangka panjang serta bisa sewaktu-waktu bertambah atau berkurang.

Beberapa hal yang termasuk unsur ancaman misalnya banyaknya pesaing, ketersediaan sumber daya, jangka waktu minat konsumen, dan lain sebagainya.

Dapat disampaikan beberapa unsur ancaman bagi Boga Indonesia sebagai berikut :
·       Sudah ada kompetitor yang lebih mapan dari negara tetangga.
·       Lemahnya fasilitas infrastruktur akses, akomodasi, kesehatan, kebersihan, hospitality & keamanan serta keteraturan.
·       Belum dikelola dengan baik tata pengorganisasian bisnis boga pengusaha Menengah, Mikro, Kecil & UKM
·       Fasilitas pembiayaan perbankan di sektor boga belum maksimal menjangkau pengusaha Menengah, Mikro, Kecil & UKM.
·       Masih belum terlalu dikenalnya seni dapur masakan Indonesia di luar negeri
       
Suggestion
Solusi yang ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi boga Indonesia adalah sebagai berikut :
·       Merumuskan kebijakan Pemerintah mengenai boga secara komprehensif.
·       Penangananan boga antara stakeholders tersentralisir & sinergi lintas satu sama lain.
·       Mendirikan kelembagaan Pemerintah yang menanganai boga secara menyeluruh.
·       Perlu dibuat alas (dasar) atau payung hukum mengenai boga Indonesia.
·       Kembangkan kualitas Nation Branding Power, Entrepreneurship & GastroDiplomacy.
·       Susun road map program pembangunan sektor agrobusiness (by sector)
·       Mendirikan Lembaga Ilmu Pengetahuan & Perguruan Tinggi yang mengkaji secara ilmiah mengenai Boga Indonesia.
·       Menjalin kolaborasi yang kuat dan sinergik antara Kementerian Negara & Lembaga Pemerintah terkait urusan boga dengan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia untuk memperkuat kemampuan dan kemandirian boga daerah, mengingat segala aset kekayaan boga, pelaku boga (konsumen & produsen) & penyelenggaraan boga di daerah dikelola langsung oleh badan & dinas Pemerintah Daerah terkait.
·       Mengangkat budaya boga daerah sebagai wawasan kebangsaan dan cetak biru kearifan lokal masyarakat daerah.
·       Menghadirkan kepedulian & dukungan Negara terhadap pengusaha Menengah, Mikro, Kecil & UKM boga daerah, yakni antara lain berupa program nyata untuk mendidik, melatih, membina, bimbingan dan penyuluhan.
·       Pemberian penghargaan Kepala Negara kepada pengusaha Menengah, Mikro, Kecil & UKM boga daerah.
·       Dengan jaminan Pemerintah, fasilitas pembiayaan perbankan di sektor boga harus dapat menjangkau secara maksimal pengusaha Menengah, Mikro, Kecil & UKM.
·       Memberdayakan keekonomian boga daerah, khususnya dalam menghadapi globalisasi persaingan pasar bebas.
·       Meluaskan segmentasi dan penetrasi pasar boga daerah secara Nasional dan internasional
·       Gerakan terpadu melibatkan orang banyak melalui boga dengan menampilkan masakan daerah menjadi bagian dari boga Indonesia dan dunia.
·       Menjadikan boga daerah sebagai benchmark makanan Indonesia secara nasional dan di mata dunia.
·       Menjadikan boga daerah sebagai patokan, lanskap & teater makanan Indonesia & keahlian seni memasak bangsa ini.
·       Menaikkan angka brand power Indonesia yang tolak ukurnya salah satu diangkat melalui skala brand equity boga daerah
·       Membangun dan mengembangkan sistem dan jaringan entrepreneurship masyarakat boga daerah Indonesia.
·       Memberdayakan secara maksimal wisata minat khusus Indonesia melalui boga daerah Nusantara.
·       Dokumentasi ensiklopedia data seni dapur masakan Indonesia.
·       Memanfaatkan jaringan diaspora Indonesia dan non-diaspora di luar negeri, baik sebagai konsumen maupun sebagai wahana promosi secara lebih luas.
·       Membangun jiwa entrepreneurship melalui program pengembangan kapasitas jasa boga serta dukungan pemberian kredit modal usaha (usaha bidang restoran di luar negeri).
·       Melakukan kolaborasi boga dengan restoran Asia yang lebih maju seperti restoran China, Korea Selatan, Malaysia dan Thailand.

Objective (Target)
Sasaran (target) dalam apa yang ingin dicapai, sebagai berikut :
·       Menaikkan angka brand power pariwisata Indonesia (5,2%) yang masih ketinggalan dibanding dengan negara-negara tetangga seperti Thailand (9,4%) dan Singapura (8,6%) atau rata-rata brand power pariwisata dunia yang berkisar di angka 7,7%.
·       Menaikkan ratio entrepreneurship Indonesia (0,18%) yang masih ketinggalan dibanding dengan negara-negara tetangga Malaysia (5%) dan Singapura (7%) atau rata-rata ratio entrepreneurship dunia yang berkisar di angka 2%. Ratio entrepreneurship akan turut mendorong brand power perdagangan Indonesia (6,4%) yang kalah bersaing dengan Singapura (10%). 
·       Kewiraswastaan dalam arti penghasilan pasif yang menikmati wirausahanya sebagai pemilik atau partner usaha berupa residual income, atau laba residu atau laba bersih (royalti, bunga saham, profit, dll).
·       Pangsa pasar 25% kalangan kelas menengah keatas Indonesia yang tercatat saat ini 70 juta jiwa dari total penduduk 260 juta jiwa. Dari 25% itu sasaran termasuk  generasi milenial yang berusia antara 15 – 34 tahun yang saat ini berjumlah 34,45% dari total populasi Indonesia.
Semoga bermanfaat

Indrakarona Ketaren
Indonesian Gastronomy Association