".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Tuesday, 28 October 2014

Makna & Kelengkapan Tumpeng


Pengantar
Kata tumpeng diartikan secara “jarwo dosok” sebagai “tumapaking panguripan (tumindak lempeng) tumuju pangeran” atau dapat diartikan manusia harus hidup menuju jalan Allah.

Bentuk kerucut merupakan gunung, yaitu tempat yang sakral dan lauk pauk sekelilingnya adalah kehidupan lingkungan sehingga sebagai kesatuan yang tumpeng dan rangkaiannya adalah simbol ekosistem.

Kerucut yang runcing melambangkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan menempatkan Tuhan pada posisi puncak yang membawahi alam dengan segala isinya dibawah puncak itu (badan dan dasar kerucut). Kerucut yang kokoh terdiri dari butir-butir nasi melambangkan persatuan dan kebersamaan memohon perlindungan dan keselamatan kepada Tuhan.

Bentuk kerucut juga simbol kesempurnaan (Kasampurnan), makin keatas makin sempurna dan makin sedikit jumlah nasinya. Ini lambang bahwa makhluk yang sempurna tidak sebanyak yang biasa.

Warna nasi dapat putih, kuning atau biru. Warna putih adalah lambang kesucian, warna kuning adalah kebesaran, kebahagiaan, harapan dan kegembiraan. Warna biru simbol dari ketenangan, kesetiaan, kemantapan pikiran.

Setiap jenis hajat diadakan dengan tumpeng yang kelengkapannya berbeda-beda, tergantung tujuannya. Selamatan / hajat ini dilakukan sehubungan dengan daur hidup (lahir, menikah, meninggal) dan peristiwa penting (mendirikan rumah, tanam, panen, dll).

Saat kenduri, semua yang hadir ngepung tumpeng, yaitu mengambil nasi dan lauk-pauk dari bagian bawah hingga puncaknya menyatu dengan dasarnya dan ini adalah manunggaling kawulo lan Gusti

Tumpeng Megana
Tumpeng megana untuk mengingatkan kita semua kepada yang melahirkan (mergane ana). Tumpeng ini terdiri atas nasi putih, gudangan bumbu megana diatur di sekeliling tumpeng, rempeyek teri, telur pindang dan ayam opor. Telur pindang bisa ditata sekeliling tumpeng atau di dalam tumpeng.

Masing-masing komponen tumpeng ada maknanya; sayuran hijau simbol kesuburan, kacang panjang merupakan harapan bisa berumur panjang, taoge simbol dari pertumbuhan dan perkembangan, wortel berwarna merah melengkapi warna-warni sayuran adalah cerminan dari berbagai masalah yang harus dihadapi dalam hidup manusia sangat bermacam-macam. Semua ini bila tepat meramunya yang disimbolkan bumbu megana, rasanya rasanya akan lezat dan nikmat. Demikian juga orang hidup apabila bisa mengelola masalah dalam hidup itu menjadi sesuatu yang enak dijalani.

Telur melambangkan asal dari kehidupan yang penuh daya hidup, bentuknya yang bulat menyatakan kebulatan tekad. Opornya dimaknai sebagai harapan baik untuk masa depan, semoga yang dialami yang senang, enak dan memberi kenikmatan. Rempeyek teri lambang kehidupan yang penuh kebersamaan, persatuan dan gotong royong.

Semua upaya diatas dilakukan untuk mencapai persatuan yang hakiki, yaitu manunggaling kawulo lan Gusti, saat tumpeng dikepung dari bagian bawah akhirnya puncak tumpeng bersatu dengan dasarnya.

Tumpeng Punar
Tumpeng Punar merupakan tumpeng nasi kuning dengan kelengkapan lauk-pauk bisa 2 macam:

1.   Untuk memperingati kehamilan 4 bulan dengan kelengkapan lauk-pauk daging lengkap, sambal goreng, telur, cap jae, acar, perkedel, rempeyek dan kerupuk.

2.   Untuk memperingati kehamilan 5 bulan lauk-pauknya kentang goreng, kacang tanah goreng, abon daging sapi, entho-entho, rese goreng, telur dadar, kacang kedele hitam goreng.

Tumpeng Punar ini juga bisa untuk menyatakan rasa syukur karena berbagai macam keberhasilan.

Jadi pada intinya tumpeng punar menyatakan kebahagiaan, kebesaran, syukur dan harapan baik masa depan. Lauk-pauk masakan aneka rasa menyatakan banyaknya peristiwa yang dialami dengan berbagai pengalaman dalam hidup.

Tumpeng Rasulan
Terbuat dari nasi gurih berwarna putih dengan lauk-pauk lalapan, sambel pecel, sambel pencok, sambel goreng, opor ayam, kerupuk kulit dan telur pindang. Tumpeng dilengkapi dengan ingkung ayam.
Tumpeng ini untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dan memiliki harapan dengan keteguhan hati dan jiwa (ingkung-manekung) pemangku hajat dapat meneladani sifat baik dari beliau.

Penulis: Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito, dosen di Fakultas Teknologi Pertanian UGM dalam bidang Teknologi Pangan