Makanan selalu menjadi pusat perayaan di keluarga. Dalam tradisi Islam, buka puasa bersama lebih dari sekadar makan. Kebersamaan itu adalah kesempatan untuk terhubung secara bathin dengan keluarga, dengan teman, dengan kenalan maupun dengan masyarakat sekelilingnya & dengan alasan untuk makan sampai Anda kenyang & berkeringat.
Tradisi ini juga ada di ragam budaya masyarakat nasrani, hindu, budha maupun lainnya dengan kisah atau cerita rakyatnya masing-masing. Semuanya kumpul saat makan bersama. Dalam retrospeksi saya, ini adalah wujud GastroDiplomacy di ruang yang kecil alias terbatas yang menikmati sajian makanan dengan kisah sejarah dan budaya masing-masing.
Paul Rockower menggambarkan gastrodiplomacy sebagai cara untuk menggunakan "Kelezatan makanan untuk menarik selera global, dan dengan demikian membantu meningkatkan kesadaran merek (image) dan reputasi suatu bangsa."
Hidangan Indonesia yang disajikan di berbagai manca negara adalah bagian besar dari diplomasi publik alias GastroDiplomacy, karena makanan yang disajikan terkait erat dengan sejarah Bangsa ini yang kaya, beragam wilayah, beragam suku, malah beragam agama. Satu gigitan, kuat dengan bumbu dan rasa yang berbeda, memikat esensi dari semangat dan budaya Indonesia.
Makanan adalah katalisator, tidak hanya bagi keluarga untuk berkumpul bersama, tetapi berbagi makanan sering kali menciptakan lingkungan bagi mitra bisnis, rekan kerja, pemimpin masyarakat, dan pendidik untuk bertukar gagasan. Bertukar pandangan untuk tujuan yang jauh lebih besar daripada sekedar bicara nutrisi dasar.
GastroDiplomacy adalah alat penting dalam membangun pemahaman budaya, dan pada gilirannya, meruntuhkan hambatan tradisional dengan memberikan wawasan tentang budaya yang mungkin tidak diketahui oleh seseorang. Sementara banyak orang mungkin tidak pernah dengar nama Indonesia dengan segala keceriaan masyarakatnya yang ramah tamah penuh senyuman. Pemandangan dan suara rakyat ini luar biasa bagi kita semua anak Bangsa.
Tetapi mereka yang belum mengenal langsung siapa kita dapat mencicipi budaya itu melalui sampel makanan di pasar atau restoran Indonesia di negara setempat. Dengan mengenal makanan Indonesia melalui GastroDiplomacy, akan sangat bagus menarik perhatian masyarakat setempat dimana Indonesia diwakilkan melalui satu selera setiap kali mereka mencicipi makanan yang disajikan.
Oleh karena itu, GastroDiplomacy adalah instrumen untuk membangun hubungan persahabatan dan pemahaman budaya dengan masyarakat manca-negara.
Contohnya tentang insiden kekerasan terhadap masyarakat Indonesia di Belanda beberapa puluh tahun lalu diselesaikan urusannya ke dapur yang bertujuan memecahkan hambatan budaya dan sosial, yang dipersenjatai dengan masakan Indonesia tradisional yang lezat.
Tokoh masyarakat Indonesia di Belanda berhasil menggunakan makanan sebagai bagian dari kampanye diplomasi publik yang lebih besar yang bertujuan menciptakan lingkungan untuk dialog isu-isu lintas budaya.
Ini adalah wujud GastroDiplomacy yang menggunakan makanan sebagai lintas budaya dalam menyelesaikan urusan kekerasan itu. Instrumen GastroDiplomacy digunakan dalam upaya untuk membuat masyarakat Indonesia merasa diterima di Belanda. Melalui GastroDiplomacy, dijelaskan masyarakat Indonesia adalah multi-budaya dan inisiatif mengadakan makan malam akan membantu membangun hubungan ramah dengan masyarakat lokal setempat.
GastroDiplomacy berhasil dirancang untuk mengekang permusuhan terhadap masyarakat Indonesia dengan memaparkan pada masakan Nusantara. GastroDiplomacy pun digunakan untuk mengkomunikasikan pesan kuat tentang persahabatan, pengertian dan diplomasi.
Begitulah lebih kurang pemahaman sederhana terhadap GastroDiplomacy.
Semoga bermanfaat
Tabek