".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Monday 28 September 2015

Singkong dan Ubi


Saya tadi siang makan resep jajanan tradisional 'Lenthuk' dengan seorang teman dan sempat berdebat tentang sebutan "singkong dan ubi"; dua jenis sumber karbohidrat yang berbeda namun kadang rancu dalam penyebutannya.

Dulu waktu masih sekolah di Medan, saya tau kalau singkong itu disebut ubi kayu (cassava); sedangkan ubi disebut 'ubi rambat' yang kalau di Bahasa Inggriskan disebut 'sweet potato'.

Kata 'singkong' sendiri saya kenal sejak di Jakarta saja, karena pernah menyebut 'ubi kayu' sukses diketawakan teman-teman.

Kenapa ? Karena bagi mereka sebutan kedua karbohidrat ini berbeda termasuk bagi orang lain di berbagai daerah yang ada di Indonesia.

Sebenarnya kebanyakan orang Jogja nyebut singkong dengan 'telo jendal' dan nyebut ubi dengan 'telo pendem' ...

Orang Solo dengan orang Salatiga sama-sama nyebut singkong dengan "telo pohong" dan ubi dengan "telo pendem" ..

Orang Banyumas nyebut "bodin" ama "boled" untuk singkong dan ubi ..

Di Jawa Timur ada yang nyebut "puhung" untuk singkong, ada juga yang bilang "kaspe", dan kalau sudah direbus / kukus disebut "roti sumbu"..

Di Kutoarjo, singkong disebut "telo" - kalo ubi dengan "telo munthul" ...

Kalau di Surabaya singkong disebut "pohung"; sedangkan di beberapa daerah di Jatim disebut "telo kaspe".

Orang Sukabumi nyebut singkong dengan "sampeuk"; dan ubi dengan "huwi atau bolet". 

Di Sulawesi Selatan yang terdiri atas beberapa suku penamaannya juga berbeda-beda. Misalnya, suku Bugis nyebut singkong dengan "lame aju". Suku Makassar dengan sebutan "lame". Suku Toraja-Enrekang nyebut singkong dengan kata "kandoa" dan kadangkala dengan kata "dua kayu", sedangkan ubi itu namanya "dua". Tambah jauh kan ? ..

Di Banjarmasin, keduanya disebut "gembili" tapi di daerah hulu singkong disebut "jawaw";  terus ubi disebut "gumbili lancar" ..

Di Papua singkong disebut dengan "kasbi" .. Sedangkan di daerah Serang Banten singkong disebut "dangdeur"; kalo ubi disebut "mantang".

Kalo di Manado, si singkong ini namanya "ubi" - ada yg putih, dan ada yg kuning. Ubi kuning bilangnya "ubi mentega" .. Sedangkan untuk telo, ubi merah, ubi kuning, ubi madu disebut "batata" - yakni ada batata merah dan batata kuning .. Kalo umbi-umbian yang tawar disebut "bete". Termasuk talas juga bilangnya bete karena tawar. Kalo talas yg dalamnya agak ungu, disebut "bete bentul", karena jadi pernah lambang rokok bentoel.

Kalau di Padang, singkong disebut "ubi kayu", mungkin karena bentuk dan kerasnya seperti kayu. Tapi yang pasti daun singkong yang kita kenal dalam masakan padang namanya berbeda bukan daun singkong atau daun pucuk ubi kayu, tapi disebut "pucuak parancih". Ga ngerti kenapa bisa beda gitu.

Saya ngak tau teman-teman di Klub Magasi menyebutnya singkong dan ubi dengan apa ? ..

Tapi apapun itu, kadang-kadang lucu, kita dari berbagai daerah nyebut satu benda dengan julukan yang berbeda-beda. Seperti Misro yang disebut "onde-onde" di Kendari; "cemplon" di Yogja; .. apalagi yaa .. Waah bangga rasanya jadi orang Indonesia. Beragam kosa kata bahasa di negeri tercinta ini ..

Salam kebersamaan dalam keberagaman! (atau keberagaman dalam kebersamaan) ..