".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Wednesday, 11 January 2017

Nation Branding

Dalam dunia diplomasi, praktek yang biasa digunakan negara-negara untuk memperkenalkan dirinya ke seluruh dunia adalah melalui “nation branding” dengan membangun secara eksplisit representasi mereka melalui ide-ide, konsep, gambar visual, maupun kata-kata.

Perusahan-perusahaan biasa melakukan “promosi branding” ini untuk menaikkan image atau citra jati dirinya. Begitu juga dengan negara melakukan hal serupa dengan menggunakan slogan untuk menggambarkan esensi atau fitur dari dirinya kepada negara-negara lain.

Representasi ini bertujuan untuk mendapatkan rasa hormat secara global dan pengenalan terhadap nama negaranya.

Berbagai pemerintah manca negara secara teratur berinvestasi cukup besar membayar lembaga-lembaga branding (merek) dunia dengan antisipasi investasi mereka dapat memberi manfaat yang cukup tinggi dalam mendapatkan peran politik, ekonomi, sosial, budaya di belahan bumi ini.

Tindakan ini disebut outwood looking policy dengan salah satunya melalui instrumen diplomasi yang bapak nation branding-nya dikenal dengan nama Simon Anholt, seorang penasihat independen tentang kebijakan (policy).

Simon Anholt mengatakan proses nation branding merupakan tindakan strategis untuk membantu negara mendapatkan kekuatan yang nantinya akan memberi keuntungan dan kemegahan reputasi (Anholt, 2007). Gagasan di balik nation branding melibatkan lebih dari sekedar pengakuan karakteristik dan eksklusif sebuah negara, bangsa dan masyarakat. Promosi nation branding menyiratkan fragmen dari pemerintah untuk mendayagunakan dan meningkatkan atribut tertentu dari bangsanya di mata dunia.

Untuk mempromosikan identitas nation branding ini, beberapa negara melakukan bukan dengan cara hadir di spektakel acara negara lain yang bersifat temporer, tetapi lebih kepada program kebijakan komersial jangka panjang yang strategis dengan menjemput perhatian masyarakat dunia terhadap fitur dan atribut seni masakan negaranya.

 i.      Thailand
Promosi yang dilakukan Pemerintah Thailand pada tahun 2002 untuk mendorong lebih banyak orang di seluruh dunia makan masakan Thailand.  

Tujuannya dengan cara membangun sejumlah restoran Thai di seluruh dunia dengan bantuan pinjaman lunak jangka panjang yang dijamin oleh Pemerintah, termasuk fasilitas edukasi dan maintenance hidangan masakan-makanan yang akan dipromosikan kepada masyarakat dunia.

Selain itu tujuan lainnya adalah untuk membujuk lebih banyak orang mengunjungi negeri Thailand dan memperdalam hubungan diplomatik dengan negara lain melalui makanan.

Program Global Thai ini sangat sukses dan telah meningkatkan jumlah restoran Thailand di belahan dunia dari 5,500 di tahun 2002 menjadi lebih dari 17.000 pada tahun 2015.

Program ini kemudian dikenal dengan program "Amazing Thailand" dengan kampanye “Global Thai” yang merupakan sebuah e-book di media sosial diterbitkan untuk promosikan program ini ke seluruh dunia.

ii.      Korea Selatan
Negara Asia lainnya mengikuti langkah Thailand adalah negeri Korea Selatan melalui diplomasi Kimchi, Bibimbap  dan Bulgogi. Korea Selatan mencoba untuk menunjukkan perbedaan antara model makanan Korea dan Jepang. 

Pemerintah Korea Selatan meluncurkan proyek Diplomasi Kimchi pada tahun 2009 dengan investasi US$ 77m yang dikenal dengan program “Korean Cuisine to the World” atau "Global Hansik ".

Tujuannya adalah untuk mempromosikan keunikan dan kualitas kesehatan masakan Korea (Hansik) serta untuk meningkatkan jumlah restoran Korea di seluruh dunia.

Program ini dibangun dengan bantuan pinjaman lunak jangka panjang yang dijamin oleh Pemerintah Korea Selatan, termasuk fasilitas edukasi dan maintenance hidangan masakan-makanan yang akan dipromosikan kepada masyarakat dunia.

Tercatat pada tahun 2007, Pemerintah Korea Selatan telah mendirikan 40.000 restoran di seluruh dunia, termasuk proyek pembukaan sebuah pendidikan kursus masakan Kimchi di lembaga pendidikan memasak yang diakui secara internasional serta proyek peluncuran food truck makanan Korean di berbagai kota-kota metropolitan di negara barat.

 iii.  Taiwan
Mensponsori koki Taiwan dan restoran untuk mempromosikan keahlian memasak Taiwan untuk dunia, diakui sebagai "Dim Sum Diplomacy". Upaya ini adalah antisipasi untuk meminimalkan kesan lama adanya kesamaan antara Taiwan dan tetangganya, Republik Rakyat Cina. 

 iv.  Malaysia
Sedangkan Pemerintah Malaysia pada tahun 2010 menjalankan proyek "Malaysia Kitchen" dan “Malaysian Kitchen to the World”

Kedua program ini dilakukan oleh Malaysia External Trade Development Corporation (METDC) untuk mempromosikan masakan Malaysia di negara Australia, Amerika Serikat dan Inggris melalui presentasi produk dan demo memasak di supermarket, food truck, food festivals dan annual night market di Trafalgar Square, London.  

Selain itu untuk meningkatkan kedatanagn wisatawan ke Malaysia yang dikenal sebagai bangsa multi-etnis dengan sejumput mempromosikan masakan lokal - terutama makanan  peranakan – yang merupakan sebuah penyatuan unsur Cina dan Melayu.

v. Australia
Dikenal dengan kampanye “Vindaloo Against Violence" yang merupakan gerakan  aksi menggabungkan masyarakat imigran ke dalam budaya kontemporer Australia melalui makanan. Terutama untuk mendorong pemahaman yang lebih baik dan mengurangi rasisme di kalangan masyarakyat multi-etnis. yang baru muncul.

 vi.  Jerman

“Land of Ideas” adalah kampanye Pemerintah untuk memajukan kegiatan pariwisata di jerman, yang berkonsentrasi untuk menampilkan efisiensi Jerman dan budaya yang berorientasi bisnis.