".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Wednesday 11 January 2017

Wisata Kreatif

Obyek warisan (heritage) telah lama menjadi andalan pengembangan wisata dunia. Sebagai bagian dari budaya wisata, diperkirakan obyek heritage menyumbang sekitar 40% dari semua tujuan pariwisata internasional (Richards, 2007). 

Praktisi pariwisata mengakui objek heritage berkembang sedemikian rupa mengingat di dalamnya selain menyangkut warisan tangible menceritakan sisi intangible, seperti fitur budaya populer, tradisional dan seni keahlian memasak (Du Cros, 2013).

Eurobarometer yang melakukan survey pada tahun 2014, mencatat unsur budaya merupakan alasan utama orang-orang Eropa pergi berlibur pada tahun 2013, meskipun dengan tingkat motivasi budaya yang bervariasi, yang mana di dalamnya meliputi antara lain fitur agama / kerohanian, seni keahlian memasak, seni dan kerajinan.

Tidak mengherankan banyak tujuan wisata saat ini menempatkan obyek warisan (heritage) dan wisata budaya (cultural tourism) sebagai pusat program pembangunan dan pengembangan kepariwisataan mereka.

Selain itu dengan kemunculan gaya wisata postmodern saat ini, kalangan masyarakat barat mengubah persepsi mereka terhadap warisan budaya dari yang sebelumnya hanya melihat sisa-sisa fisik warisan budaya di museum atau monumen, menjadi ingin mengetahui fitur  sejarah dan interpretasi dari heritage, termasuk mengenai visi intangible dari budaya itu sendiri.

Akibatnya ketertarikan kembali melihat pesona budaya masa lalu dari sisi tradisional semakin banyak dituntut  kalangan wisatawan saat ini.

Pariwisata postmodern menekankan elemen ‘re-enchanting the world’ untuk mencari jawaban mengenai budaya warisan tradisional (adat istiadat & cara hidup maupun lainnya).

Sebagai contoh 'dari mana makanan itu berasal & apa pesan maupun cerita dibelakang kerajinan tradisional itu’. Kesadaran ini telah mengubah wajah pariwisata budaya secara signifikan.

Perlu diketahui unsur tradisi dalam pariwisata postmodern ditempatkan terakhir pada daftar aspek potensi menarik kunjungan wisatawan. Budaya dan warisan merupakan aspek utama yang sangat penting dari motivasi wisatawan datang ke tempat berlibur. 

Perubahan yang terjadi dalam wisata ala postmodern menyebabkan produk budaya dan warisan menjadi perhatian utama sebagai sumber inovasi pemasaran.  Inovasi ini disebut sebagai proses kreatif, yang dalam bahasa sederhananya disebut sebagai ‘wisata kreatif’.

Keuntungan utama wisata kreatif adalah keunikannya dalam menyediakan sarana baru yang membedakan dari para pesaing lainnya, yakni produk budaya dan warisan tradisional. Kedua unsur ini penting karena kreatifitas adalah keterampilan yang selalu dihargai dalam masyarakat yang berpariwisata.

Wisata kreatif menawarkan wisatawan kesempatan mengembangkan potensi kreatif mereka melalui partisipasi aktif dalam program belajar untuk mendapat pengalaman yang merupakan ciri khas tujuan kedatangan mereka.

Wisata kreatif memiliki potensi menarik keterampilan lokal, keahlian dan tradisi dari berbagai daerah. Misalnya, turis ingin mempelajari tentang seni dan kerajinan, desain, seni memasak, menenun, alam, musik, tarian, bahasa, permainan tradisional dan sebagainya.

Wisata kreatif memiliki kemampuan potensial dalam menggabungkan berbagai fitur budaya, antara lain budaya tradisional, budaya seni, budaya sejarah, budaya populer, budaya kontemporer dan budaya massa. Selain itu pariwisata jenis ini sering bergantung pada pelestarian dan konservasi budaya warisan.

Ada sejumlah alasan mengapa wisata kreatif dapat meningkatkan pariwisata budaya (Richards, 2002) antara lain
·       Mudah menciptakan nilai lebih karena kelangkaannya
·       Dapat melakukan inovasi keunggulan produk baru yang relatif cepat
·       Bersifat mobile karena pertunjukan seni dan karya seni dapat diselenggarakan dan dibuat hampir di mana saja, tanpa perlu infrastruktur khusus
·       Kreatifitas adalah suatu proses yang sumber daya kreatifitasnya baru dan berkelanjutan serta tidak terdegradasi.

Salah satu bagian penting dari wisata kreatif adalah seni keahlian memasak yang memiliki bentuk tangible dan sifat intangible terhadap novel (cerita), original (asli), dan nilai artistiknya (berseni). Keahlian memasak masuk dalam kategori industri kreatif yang aplikasinya dilakukan melalui ekonomi kreatif.

Seni keahlian ini disebut sebagai gastronomi yang mempunyai potensi pariwisata di masa depan sebagai suatu bentuk nyata dari warisan dunia (Richards, 2012).

UNWTO dan OECD merilis laporan mengenai hubungan antara pariwisata dan keahlian memasak (gastronomi) dimana menemukan makanan memberikan dasar untuk pengalaman wisatawan antara lain (Richards, 2012) :
·       Menghubungkan budaya dan pariwisata 
·       Mengembangkan pengalaman makan
·       Memproduksi makanan khas 
·       Mengembangkan infrastruktur penting untuk produksi pangan dan konsumsi 
·       Mendukung budaya lokal 
·       Makanan juga dapat memberikan dasar dari kegiatan branding dan pemasaran, termasuk kemitraan antara produsen makanan, restoran dan industri pariwisata 
·       Menetapkan standar untuk makanan lokal 
·       Menekankan daya tarik gaya hidup yang berhubungan dengan keahlian dan identifikasi memasak  
·       Mengembangkan restoran khusus 

Atraksi gastronomi telah lama diabaikan sebagai kebutuhan dasar bagi wisatawan budaya. Namun dalam dekade terakhir gambaran ini telah berubah secara substansial, seperti yang diperlihatkan dalam wisata kreatif yang diangkat dari keahlian memasak para 'gastrostars' seperti Ferran Adria, Joan Roca dan Carme Ruscallera. 

Gastronomi telah menjadi salah satu atraksi yang paling menarik dan terkemuka dalam daftar pemasaran wisata kreatif masyarakat barat.

Fakta bahwa gastronomi membantu memperkuat identitas lokal dan regional juga merupakan poin penting untuk pengembangan wisata kreatif. Turis sering mencari beberapa jenis kekhususan regional atau 'keaslian budaya' dari tempat tujuan, yang mana salah satunya bisa ditampilkan oleh gastronomi.


Tabek