".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Thursday, 31 July 2014

Historiografis Singkat Makanan di Indonesia

Kajian mengenai pola makan seringkali identik dengan kebudayaan, karena manusia tidak akan pernah lepas dari makan yang merupakan pola budaya suatu masyarakat. Indonesia yang dikenal dimasa lampau sebagai gugusan kepulauan Nusantara merupakan tempat bercampurnya berbagai kebudayaan bangsa luar. Migrasi etnik pendatang ini mengakibatkan evolusi perubahan sosial, termasuk salah satunya adalah budaya makanan.

Perkembangan awal perubahan makanan di Indonesia adalah adanya pengaruh dari bangsa India yang bermigrasi ke Nusantara yakni dalam penggunaan peralatan cocok tanam padi. Penduduk India ini yang memperkenalkan sistem padi sawah dengan ciri penggunaan irigasi yang lebih maju dan penggunaan bajak sawah. Hal ini menjadi suatu yang penting dalam perubahan sosial meskipun kita tidak mengetahui secara pasti jenis pangan pada masa tersebut. Namun jenis makanan yang diperkenalkan India diperkirakan makanan yang banyak menggunakan rempah seperti kari.

Hal yang menarik ialah pada abad ke-14, pada masa Majapahit. Seperti yang tercantum dalam kita Negarakertagama, di Majapahit terkenal luas makanan jenis laksa yang menjadi jembatan antara Majapahit dan Tumasik. Hal ini menjadi suatu yang menarik karena bagaimanapun, laksa dalam terjemahan bebas berarti mie. Salah satu poin dari kebudayaan China ialah mie. Salah satu ciri khas dalam kebudayaan China tentang makanan terlihat dalam jenis mie, bubur, ca, ataupun makanan berkuah lainnya. Jadi dapat diperkirakan bahwa semenjak jaman Majapahit, kebudayaan China sudah masuk dalam segi makanan Indonesia. Hal ini tidak mengherankan karena asal muasal nenek moyang kita berasal dari Yunan yang melakukan migrasi besar-besaran sampai akhirnya terdampar di kepulauan Nusantara in

Satu bangsa lagi yang seringkali terlupakan peranannya dalam pengaruh makanan Indonesia ialah bagaimana bangsa Arab akhirnya membawa juga pengaruh yang begitu besar dalam kazanah kuliner Indonesia nantinya. Arab datang ke Nusantara dalam pencarian rempah-rempahnya tersebut membawa salah satu peranan yang penting yakni bagaimana justifikasi halal dan haram tentang makanan, ketika dalam perkembangannya Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia. Martabak, sate, gulai adalah salah satu kemungkinan makanan yang dibawa oleh bangsa Arab.

Di awal, bangsa Arab, India dan China membawa jejak makanan yang akhirnya berpengaruh dalam kultur makanan di Indonesia, terutama di kepulauan Jawa yang merupakan tempat silang budaya etnik pendatang.

Pengaruh yang dibawa oleh Belanda, tidak hanya dalam segi politik dan ekonomi saja tapi juga segi sosial, termasuk dalam makanan. Pengaruh ini tidak bisa kita hindari karena ketika Belanda datang ke Nusantara dan mencengkram wilayah ini dalam kurun waktu yang tidak singkat. Hegemoni peradaban Barat seringkali dikaji dalam aspek politik, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Kajian soal makanan masih sangat minim.

Perubahan sosial yang dibawa ketika hegemoni Barat masuk ialah peran rijstaffel dalam tradisi makan di Kraton. Aspek sosial yang dibawa ialah bagaimana akhirnya pengkotak-kotakan kelas sosial di lingkungan masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh bagaimana dia makan. Rijstaffel¸selain karena anggaran sekali makan yang cukup banyak, juga hanya orang-orang yang berada di posisi penting dan strategis lah yang bisa mencicipi hidangan tersebut. Awal abad ke-20, cara makan rijstaffel tidak lagi dominasi Kraton saja namun juga diadopsi di beberapa hotel punya Belanda, rijstaffel menjadi umum sebagai salah satu acara dalam makan-makan.

Catatan singkat di atas menyadari kita bahwa identitas masakan Indonesia sudah mengalami perubahan mendasar karena dinamika makanan asli Indonesia saja sudah terhegemoni oleh makanan asing.