".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Thursday, 31 July 2014

Pengertian Tumpeng

Sering kita melihat gunungan dari nasi kuning atau nasi putih yang berbentuk kerucut pada perayaan hari-hari istimewa. Gunungan nasi tersebut kemudian dilengkapi pula dengan aneka lauk pauk dan garnis deri berbagai sayuran. Gunungannasi yang berhias tadi terkenal dengan sebutan Nasi Tumpeng.

Nasi tumpeng adalah hidangan paripurna yang merupakan warisan tradisi nenek moyang yang sangat tinggi maknanya dan mempunyai nilai yang sakral. Mengapa demikian ?

Karena nasi tumpeng yang memang dibuat untuk acara perayaan tersebut memiliki arti dan makna yang lebih menunjukkan pada suatu rasa syukur kepada Tuhan YME. Jadi cara pembuatannyapun sebaiknya mengikuti pakem yang sudah ada.

Sebagian Tumpeng berbentuk kerucut yang mengandung makna 'mengarah ke pada Tuhan YME', sebagai pusat dari ungkapan syukur. Sehingga Tumpeng yang digunakan untuk acara Tasyakuran , cenderung berbentuk kerucut.

Tetapi lain halnya dengan nasi Tumpeng untuk acara – acara yang lebih bersifat modern, misalnya untuk acara ulang tahun Anak , dan lainnya, maka nasi Tumpeng cenderung berbentuk lebih dimodifikasi. Misalnya berbentuk kotak, boneka, dan sebagainya.

Lauk pauk yang digunakan dalam menghias Tumpeng sudah memiliki aturan tradisionalnya. Nasi Tumpeng untuk acara Tasyakuran Tujuh Bulanan misalnya, lauk pauknyapun akan berbeda dengan Nasi Tumpeng acara Tasyakuran Pindah Rumah.

Sesuai dengan aturan tradisionalnya lauk pauk untuk nasi tumpeng harus mengandung beberapa unsur, yakni:

1. Unsur dari dalam tanah berupa umbi-umbian seperti kentang, ubi, kacang tanah dan kedelai.

2. Unsur dari atas tanah berupa sayur-sayuran.

3. Unsur hewan berupa ayam, daging sapi dan telur.

4. Unsur dari laut berupa beraneka seafood atau hasil laut seperti ikan asin atau udang.

Kesemua unsur tersebut merupakan wujud perwakilan semua hal yang dimiliki manusia untuk dipersembahkan kepada yang Maha Kuasa.

Mengenai jenis masakan, bisa selalu disesuaikan dengan selera atau asal daerah. Untuk tumpeng nasi kuning Jawa misalnya, bisa dipilih lauk ayam ingkung, kering tempe/kentang, sambal goreng hati ampela, perkedel kentang, urap sayuran, telur pindang, serundeng daging, ikan asin petek atau udang goreng.

Nasi dan Lauk pauk pelengkap tumpeng memiliki beberapa  arti simbolik, antara lain:

1. Nasi putih melambangkan segala sesuatu yang kita makan, menjadi darah dan daging haruslah dipilih dari sumber yang bersih atau halal.

2. Ayam: ayam jago (jantan) yang dimasak utuh ingkung dengan bumbu kuning/kunir dan diberi areh (kaldu santan yang kental), merupakan symbol menyembah Tuhan dengan khusuk (manekung) dengan hati yang tenang (wening). Ketenangan hati dicapai dengan mengendalikan diri dan sabar (nge”reh” rasa).

3. Ikan Asin (ikan teri /gereh pethek),  dapat digoreng dengan tepung atau tanpa tepung. Ikan asin hidup di laut dan selalu bergerombol yang menyimbolkan kebersamaan dan kerukunan.

4. Telur: telur direbus pindang, bukan didadar atau mata sapi, dan disajikan utuh dengan kulitnya, jadi tidak dipotong – sehingga untuk memakannya harus dikupas terlebih dahulu. Hal tersebut melambangkan bahwa semua tindakan kita harus direncanakan (dikupas), dikerjakan sesuai rencana dan dievaluasi hasilnya demi kesempurnaan. Piwulang Jawa mengajarkan “Tata, Titi, Titis dan Tatas”, yang berarti etos kerja yang baik adalah kerja yang terencana, teliti, tepat perhitungan,dan diselesaikan dengan tuntas. Telur juga melambangkan manusia diciptakan Tuhan dengan derajat (fitrah) yang sama, yang membedakan hanyalah ketakwaan dan tingkah lakunya.

5. Sayuran dan Urab-uraban: Sayuran yang digunakan antara lain kangkung, bayam, kacang panjang, taoge, kluwih dengan bumbu sambal parutan kelapa atau urap. Sayuran-sayuran tersebut juga mengandung symbol-simbol antara lain:

a. Kangkung berarti jinangkung yang berarti melindung, tercapai.

b.  Bayam (bayem) berarti ayem tentrem,

c.  Taoge/cambah yang berarti tumbuh,

d. Kacang panjang berarti pemikiran yang jauh ke depan/innovative

Tumpeng biasanya ditaruh dalam niru atau tampah yang diberi alas daun pisang. Kerucut nasi ditaruh di tengah kemudian aneka lauk disusun melingkar di sisinya. Bisa juga ditambahkan ekstra lauk-pauk dalam wadah terpisah.

Sebagai hiasannya biasanya digunakan beberapa garnis sayuran atau daun. Daun peterseli, wortel, lobak, bonggol sawi, ketimun Jepang, kacang panjang, dan lain-lain dapat dibentuk dan dihias menjadi hiasan cantik dalam Tumpeng.

Langkah-langkah membuat Tumpeng

Berikut langkah – langkah dalam pembuatan Tumpeng agar waktu yang dipergunakan lebih efisien dan garnis yang akan digunakan dapat sempurna hasilnya :

1. Tentukan terlebih dahulu tema dan tujuan pembuatan Tumpeng (Tumpeng Ulang Tahun, Tumpeng Syukuran Tujuh Bulanan , dan lain-lain)

2. Tentukan budget Tumpeng sesuai tema. Karena Tumpeng Modern dan Tumpeng Tradisional akan berbeda dalam penentuan budgetnya.

3. Sesuaikan Budget Tumpeng dengan menu makanan pelengkap Tumpeng.

4. Penentuan Dekor dengan garnis flora dan hiasan lainnya Tumpeng sesuai tema.

5. Mulai menghitung dan membelanjakan bahan-bahan Tumpeng.

6.  Masaklah bahan – bahan pelengkap tumpeng terlebih dahulu (seperti sambal goreng , urapan, kering tempe, dan lain-lain) supaya tidak panas waktu ditaruh media nasi tumpeng.

7.  Membuat garnis flora untuk hiasan tumpeng.

8. Bahan – bahan untuk membuat garnis flora antara lain: ketimun Jepang, bonggol sawi putih, lobak, wortel, tomat merah, tomat hijau, cabe merah besar, daun bawang, daun seledri, bawang merah, terong kecil, daun peterseli dan lain-lain

9. Membuat media Tumpeng dari tampah, nampan bulat atau yang lainnya, dengan alas dari daun pisang.

10. Setelah nasi kuning matang , langsung dicetak panas-panas, supaya nasi tidak buyar saat dilepas dari cetakan.

11. Setelah nasi kuning dicetak, letakkan di media Tumpeng dengan hati-hati sesuai posisi yang diinginkan ( dipinggir atau ditengah ).

12. Letakkan lauk pauk pelengkap disekitar Tumpeng.

13.  Tata dan atur garnis flora yang telah ditiriskan sebagai hiasan Tumpeng.

14. Tumpeng sudah siap untuk dipajang.