".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Tuesday, 14 December 2021

Kontes Wisata Gastronomi Lokal

Apakah Indonesia pernah mempertimbangkan menyelenggarakan kontes wisata gastronomi lokal ke kota-kota di seputaran daerah Indonesia.

Fokus perlombaan wisata gastronomi itu adalah untuk promosi rute tamasya makanan lokal dimana pelawat mempelajari bahan baku dan menggali pengetahuan tentang sejarah & budaya makanan.

Kontes dilakukan dengan memilih rute lokasi makanan yang diperkirakan enak dan lezat. Tujuannya untuk mendorong pariwisata di kota-kota bersangkutan, terutama yang selama ini sajian masakannya belum pernah atau jarang dikenal masyarakat mancanegara atau domestik.

Penentuan rute wisata gastronomi lokal ini bisa juga disebut sebagai "Localicious Gastronomy Tourism" dengan target meningkatkan destinasi wisata kota-kota di daerah Indonesia, dengan menggunakan makanan sebagai alat promosi pemasaran lengkap dengan menceritakan sejarah dan budayanya.

Kepentingan lainnya adalah untuk mendorong produk indikasi wisata geografis masing-masing kota-kota agar dikenal secara luas.

Konkretnya "Localicious Gastronomy Tourism" sebagai titik penjualan pemasaran dapat mengembangkan pariwisata lokal serta meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat, membuka lapangan kerja maupun mendorong lahirnya pengusaha wisata baru.

Sudah pasti kota-kota destinasi itu harus memiliki fasilitas infrastruktur akses, akomodasi yang memadai, kesehatan dan kebersihan (higienis), keamanan serta keter-aturan (amenitas & aksesibilitas) agar industrinya dapat sustain (berkelanjutan).

Selain yang paling penting juga mutu dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) harus layak, lebih-lebih mengenai Awareness dalam kemampuan berinteraksi dengan wisatawan untuk menimbulkan impresi yang baik sebagai destinasi wisata yang tourist friendly.

Wisata gastronomi lokal adalah perjalanan alternatif yang telah menjadi tren panas sejak tahun 2010 dan mendapat perhatian masyarakat dunia sampai saat ini. Makanan dipergunakan sebagai alat untuk bercerita mengenai sejarah, budaya dan cara hidup masyarakat setempat.

Banyak tempat wisata di seluruh dunia menggunakan makanan lokal sebagai alat untuk mendorong wisatawan mengunjungi objek wisata bersangkutan karena makanan lokal adalah unik dalam bentuknya sendiri dan telah ada maupun diteruskan untuk ratusan tahun kedepan.

Makanan lokal penting untuk memperlihatkan gaya hidup dan budaya masyarakat setempat dalam menghadirkan identitas dan budaya mereka, yang mana model ini sesuai dengan minat wisatawan dunia untuk menikmati makanan lokal. Menggunakan makanan sebagai perwakilan untuk menyajikan kehidupan masyarakat dan budaya lokal setempat merupakan indikasi bahwa wisatawan tertarik datang ke destinasi itu dan berpartisipasi dalam konservasi identitas makanan lokal.

Makna makanan setiap daerah lebih dari sekedar makanan karena ada sejarah dan budaya di dalamnya, cara hidup dan identitas yang mewakilinya yang kemudian diajarkan kepada wisatawan melalui jenis makanan yang ada. Wisatawan menikmati cita rasa makanan dan mempelajari cara membuat dan memasaknya. Ini akan menciptakan pengalaman baru yang mengesankan bagi wisatawan.

Tren perilaku wisatawan saat ini adalah mencari tempat-tempat tujuan wisata baru yang belum pernah dikenal yang mampu memberi mereka pembelajaran dan berinteraksi dengan masyarakat setempat, yang mana salah satunya dilakukan melalui makanan. Proses pembelajaran dan interaksi ini merupakan tuntutan wisatawan dunia yang ingin mendukung produk masyarakat setempat untuk diperkenalkan di negaranya.

Kontes wisata gastronomi lokal dapat memberikan pengalaman makanan (know-how & in-depth dining), baik mengenai kemahiran dan pengetahuan makanan lokal, pergi ke pasar dan belajar memasak dengan pemasak setempat dengan bahan-bahan baku yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Pengalaman wisata gastronomi lokal ini harus diperkaya dengan menampilkan cerita atau kisah mengenai sejarah dan budaya makanan bersangkutan.

Disini wisatawan juga diajak memberikan penilaian (assessment) terhadap sajian makanan yang dirasakan; serta suasana the Art of Good Eating dalam gaya adat lokal yang eksotis. Pada hakekatnya, wisata gastronomi lokal dikenal sebagai salah satu model Special Interest Tourism (wisata minat khusus) yang saat ini di Indonesia belum begitu banyak dipraktekan pemasarannya.

Kembali ke kontes wisata gastronomi lokal atau localicious gastronomy tourism, pilihan lokasi bisa dimulai dengan menentukan 34 (tiga puluh empat) kota-kota di Indonesia, yang tentunya harus mempunyai makanan lokal terbaik. Pilihan 34 (tiga puluh empat) kota didasarkan pada jumlah provinsi yang ada di Indonesia, sehingga setiap pemerintah provinsi diwakili oleh 1 (satu) kota.

Setiap pemerintah provinsi mengajukan 1 (satu) kota pilihannya untuk dikompetisikan yang dengan cara atau mekanisme ini masing-masing provinsi dilibatkan aktif dalam pilihan kota mereka. Selain pemerintah daerah, aktivitas kontes wisata gastronomi lokal juga melibatkan komunitas gastronomi, pemasak (koki atau chef), blogger makanan, perusahaan swasta terkait maupun kelompok ahli makanan lokal. 

Pelaku makanan lokal (sebagai produsen) terdiri dari restoran & rumah makan, termasuk pelaku usaha UMKM  yang terwakili di jajanan jalanan, kaki lima dan warung rumahan (kedai) yang dijual pedagang, penjaja atau pedagang asongan di tempat umum. Untuk diketahui potret makanan Indonesia terwakili di pelaku usaha UMKM karena mereka memiliki keunikan tersendiri dan mayoritas masakan Indonesia lahirnya dari para pelaku usaha itu yang sudah membumi ratusan tahun.

Kontes ini dilakukan secara rutin setiap tahun yang dari hasilnya dapat diputuskan menjadi rute tahunan wisata gastronomi lokal terbaik Indonesia (Indonesia best local gastronomic tour) yang dapat dimasukan dalam kalender program pemasaran pariwisata Nasional.

Demikian disampaikan. Semoga bermanfaat

Salam Gastronomi
Makanan Punya Kisah
Food Has Its Tale
Cibus Habet Fabula

Tabek
Indra Ketaren (Betha)