Obyek pariwisata Indonesia lebih banyak menekankan kepada Wisata Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan Wisata Hasil Karya Manusia, sedangkan Wisata Minat Khusus belum begitu gencar dikembangkan.
Kalau bicara Wisata Minat Khusus, ternyata rumusan obyek dan areanya belum dikembangkan dengan lengkap. Negara-negara barat sudah menjabarkan Wisata Minat Khusus mereka lebih luas; yakni salah satunya dengan melebarkan ke pelaku dunia Bisnis.
Umpamanya Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa (EU), China dan Thailand memperluas obyek Wisata Minat Khusus mereka dengan paket investasi, industri (manufaktur) dan perdagangan (eksport).
Anda mungkin bertanya apa hubungan pariwisata dengan investasi, industri (manufaktur) dan perdagangan (eksport).
Sangat terkait, karena wisatawan mancanegara yang datang tidak hanya menghabiskan uang selama mereka berwisata di tempat tujuan, tetapi mereka juga ingin mengenal pengusaha, potensi (peluang) bisnis dan mengetahui bahwa negara bersangkutan adalah tempat yang tepat untuk melakukan bisnis dan berinvestasi.
Pemikiran Wisata Minat Khusus Bisnis adalah untuk menjelajahi berbagai kota di Indonesia dan melihat potensi (peluang) bisnis yang ditawarkan.
Potensi dan peluang itu bisa antara lain terkait dengan sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi, listrik, gas dan air, pertambangan, perkebunan, pariwisata, perumahan, kawasan ekonomi khusus industri, infrastruktur (jalan tol, pelabuhan laut dan pelabuhan udara), besi & baja, kabel, telekomunikasi, industri farmasi, industri makanan dan minuman, perhotelan, restoran, maupun sektor lainnya.
Peluang investasi lainnya di bidang industri kerajinan, tenun, kuliner dan gastronomi (atau makanan dan minuman), pangan dengan menyaksikan produksi produk-produk yang sudah ada di Indonesia, seperti kopi, coklat, teh, buah-buahan, sayuran, cengkeh, lada, terigu, jagung, gandum, susu, gula, beras, kedelai, garam, singkong, kentang, bawang, sapi, ayam, dan lain sebagainya.
Ada ratusan lokasi yang dapat dikunjungi untuk melihat dan mendorong investasi dengan membuka mata investor melihat produksi produk-produk buatan Indonesia.
Contoh sederhana, Wisata Minat Khusus Bisnis dilakukan dengan mengunjungi perkebunan sawit & kilang minyak makan yang ada di Indonesia dalam rangka untuk desiminasi manfaat dari minyak sawit.
Tujuannya untuk menetralisir kampanye dunia barat terhadap sawit Indonesia, karena tindakan itu sebenarnya lebih tertuju kepada masalah kompetisi persaingan bisnis semata, bukan soal isu kesehatan atau isyu perusakan tanah maupun lainnya.
Kalau perlu melibatkan wisatawan dalam acara demo memasak dengan minyak makan sawit bersama para chef Indonesia.
Wisata Minat Khusus Bisnis akan menjadi peluang yang bagus untuk menyoroti perjalanan dalam kepentingan investasi, industri (manufaktur) dan perdagangan (eksport) Indonesia, termasuk dalam potensi penciptaan lapangan kerja.
Sudah tentu paket Wisata Minat Khusus Bisnis memasukkan juga pilihan acara-acara spin-off Wisata Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan Wisata Hasil Karya Manusia, antara lain mendaki gunung, berburu, tempat belanja, goa, rafting, tempat ibadah dan ziarah.
Pilihan obyek lokasi merupakan satu kesatuan dalam paket Wisata Minat Khusus Bisnis dimana acara-acara spin-off-nya akan memberikan peluang kepada investor kesempatan melihat secara langsung dan berkenalan dengan entrepreneur Indonesia dimana bisnis mereka nanti dapat tumbuh dan berkembang.
Indonesia bukannya tidak pernah melakukan promosi investasi, industri (manufaktur) dan perdagangan (eksport), tetapi kebanyakan paket promosi itu dilakukan di luar negeri. Baik melalui perwakilan Indonesia (KBRI, KJRI & ITPC) atau mengikuti acara-acara internasional yang ada.
Sudah saatnya acara-acara seperti ini dilakukan di Indonesia, apalagi program itu bisa mendukung kepentingan pariwisata Indonesia kedepannya.
Untuk merencanakan dan mempromosikan paket Wisata Minat Khusus Bisnis memang perlu satu kerja sama yang solid antara pemerintah dan swasta, termasuk organisasi industri dan kamar dagang, pengusaha, perkebunan, makanan dan minuman, hospitality, perhotelan, restoran, industri kreatif maupun lainnya.
Sudah tentu paket wisata ini harus dilayani dengan baik karena kelompok wisatawan yang datang bukan sembarangan orang. Artinya kemasan hospitality harus baik dalam penyediaan transportasi, akomodasi, food and beverage, entertainment dan industri terhubung.
Dapat dikatakan Wisata Minat Khusus Bisnis akan dapat menjadi salah satu kontributor yang paling signifikan untuk pengembangan ekonomi Nasional dalam rangka menarik langsung bisnis baru yang potensial ke Indonesia.
Bagaimanapun daya tarik itu akan berkembang karena potensi pariwisata Indonesia cukup baik yang bisa menjadi pertimbangan pelaku bisnis dunia tertarik mengunjungi negeri ini dengan paket Wisata Minat Khusus Bisnis.
Di tahun 2019 Indonesia sudah dinobatkan Rough Guides, Inggris, di Peringkat ke-6 The Most Beautiful Countries in the World serta sebagai the Top 10 Countries Best in Travel 2019 oleh Lonely Planet.
World Travel & Tourism Council (WTTC) sendiri menyatakan Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat di dunia, sedangkan the Telegraph pada tahun 2017 menyatakan Indonesia is in Top 20 Fastest Growing Travel Destination in the World.
Jika wajah pariwisata Indonesia sudah punya prestasi sedemikian rupa, maka tidak ada salahnya obyek Wisata Minat Khusus Indonesia dimaksimalkan dengan diselaraskan ke dalam paket pelaku bisnis seperti yang disampaikan di atas.
Pastinya Wisata Minat Khusus Bisnis akan mempunyai potensi membuka sebanyak mungkin lapangan pekerjaan, peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), devisa negara, meningkatkan kapasitas SDM, nilai ekspor ekonomi kreatif serta dapat melahirkan entrepreneurship mindset.
Keluar dari situasi pandemi nantinya, diharapkan Indonesia punya sesuatu yang baru untuk dipromosikan dalam pariwisata dimana Wisata Minat Khusus Bisnis bisa menjadi salah satu alternatifnya.
Demikian disampaikan. Semoga bermanfaat
Salam Gastronomi
Makanan Punya Kisah
Food Has Its Tale
Cibus Habet Fabula
Tabek
Indra Ketaren (Betha)