Tanpa disadari sudah tiga tahun berjalan. Kalau mau di bilang relatif muda usianya. Ketika saya mulai, saya tidak mengerti Gastronomi, dan saya tidak berencana.
Masalahnya bukan itu. Yang menjadi masalah, saya tidak memiliki sumber daya manusia yang "passion" terhadap Gastronomi, apalagi tulus membangun-nya.
Peluang yang terbaca adalah para pesaing memiliki "intolerance habits" yang berlebihan meremehkan orang lain. Mereka pikir, bisa membangun Gastronomi dengan popularitas; .. disini terlihat keangkuhan mereka.
Proses awal membangun, terasa cukup berat. Mental dan ego manusianya tidak terstruktur dalam suatu kepentingan bersama. Konflik kepentingan kerap terjadi, karena tujuannya hanya pamrih dan mencari popularitas. Passion terhadap Gastronomi hanya sebatas ucapan di bibir, bukan tertanam di bathin. Perpisahan-pun tak terhindarkan.
Saat ini tercipta halaman baru, lingkungan baru dan teman-teman baru. Rasa kekeluargaan dan passion mulai tampak dalam kepribadian masing-masing. Mungkin ini jalannya.
Membangun passion memang membutuhkan waktu. Gastronomi adalah proses kreatifitas menaman "passion dan spirit of learning".
Kreatifitas diperlukan untuk mengobarkan sifat eksploratif sehingga rasa penasaran dan keberanian mengambil resiko bisa tercipta.
Jangan takut salah apalagi kalah !! Banyak bertanya !! Berani buat salah apalagi menerima kalah !! Jangan khawatir dianggap bodoh !!
Peran saya hanya sebatas fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari tanamkan passion. Passion adalah anugerah Tuhan.
Sebagai pemandu, saya hanya bertanggung-jawab untuk mengarahkan, menemukan dan mendukungnya.
Jika kita tidak mengerti Gastronomi, mulai hargai !! Buat rencana terpadu !! Ingat, rencana yang baik hanya diperhitungkan jika kita bisa jalankan.
Namun apapun itu, adalah suatu kesenangan terbesar dalam hidup dapat melakukan apa yang orang lain mengatakan kita tidak bisa lakukan, dan tanpa disadari hal itu sudah berjalan tiga tahun.
Salam Gastronomi
Masalahnya bukan itu. Yang menjadi masalah, saya tidak memiliki sumber daya manusia yang "passion" terhadap Gastronomi, apalagi tulus membangun-nya.
Peluang yang terbaca adalah para pesaing memiliki "intolerance habits" yang berlebihan meremehkan orang lain. Mereka pikir, bisa membangun Gastronomi dengan popularitas; .. disini terlihat keangkuhan mereka.
Proses awal membangun, terasa cukup berat. Mental dan ego manusianya tidak terstruktur dalam suatu kepentingan bersama. Konflik kepentingan kerap terjadi, karena tujuannya hanya pamrih dan mencari popularitas. Passion terhadap Gastronomi hanya sebatas ucapan di bibir, bukan tertanam di bathin. Perpisahan-pun tak terhindarkan.
Saat ini tercipta halaman baru, lingkungan baru dan teman-teman baru. Rasa kekeluargaan dan passion mulai tampak dalam kepribadian masing-masing. Mungkin ini jalannya.
Membangun passion memang membutuhkan waktu. Gastronomi adalah proses kreatifitas menaman "passion dan spirit of learning".
Kreatifitas diperlukan untuk mengobarkan sifat eksploratif sehingga rasa penasaran dan keberanian mengambil resiko bisa tercipta.
Jangan takut salah apalagi kalah !! Banyak bertanya !! Berani buat salah apalagi menerima kalah !! Jangan khawatir dianggap bodoh !!
Peran saya hanya sebatas fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari tanamkan passion. Passion adalah anugerah Tuhan.
Sebagai pemandu, saya hanya bertanggung-jawab untuk mengarahkan, menemukan dan mendukungnya.
Jika kita tidak mengerti Gastronomi, mulai hargai !! Buat rencana terpadu !! Ingat, rencana yang baik hanya diperhitungkan jika kita bisa jalankan.
Namun apapun itu, adalah suatu kesenangan terbesar dalam hidup dapat melakukan apa yang orang lain mengatakan kita tidak bisa lakukan, dan tanpa disadari hal itu sudah berjalan tiga tahun.
Salam Gastronomi