Nasi Goreng (Hanzi) adalah sebuah komponen penting dari masakan
tradisional Tionghoa yang konon berasal dari provinsi Yangzhou di bagian
timur daratan Cina. Menurut catatan sejarah, nasi goreng di Cina sudah
mulai ada sejak 4000 SM dan mulai populer saat di jaman Dinasti Siu
(581-671M).
Ada cerita lain yang mengatakan bahwa sebetulnya nasi goreng ini adalah hasil olahan juru2 masak Yangzhou yang berdomisili di Hongkong dan kemudian menyebar ke pelosok dunia seiring dengan menyebarnya bangsa Tionghoa yang bermigrasi ke belahan dunia lain. Tak heran, nasi goreng mempunyai banyak kesamaan yang hanya dibedakan oleh nama. Tapi umumnya nasi goreng yang populer adalah yang berasal dari negara dengan makanan pokok nasi.
Nasi goreng kemudian tersebar ke Asia Tenggara dibawa oleh perantau-perantau Tionghoa yang menetap di sana dan menciptakan nasi goreng khas lokal yang didasarkan atas perbedaan bumbu-bumbu dan cara menggoreng.
Nasi goreng sebenarnya muncul dari beberapa sifat dalam kebudayaan Tionghoa, yang tidak suka mencicipi makanan dingin dan juga membuang sisa makanan beberapa hari sebelumnya. Makanya, nasi yang dingin itu kemudian digoreng untuk dihidangkan kembali di meja makan.
Selain lewat jalur perantau Tionghoa, sejarah nasi goreng juga terkait dengan jaman Kolonial Belanda, yaitu jaman VOC sekitar abad 17. Nasi goreng merupakan variasi makanan yang dikembangkan oleh ibu-ibu rumah tangga Belanda dengan tujuan untuk memberikan rasa baru dan variasi pada nasi dan ternyata hasil pengembangan ibu-ibu Belanda tersebut cukup sukses dan cepat berkembangan di masyarakat Indonesia hingga sekarang. Banyak jenis nasi goreng yang dibedakan dari bumbu dan bahan isiannya. Tapi biasanya disajikan dengan telur mata sapi, acar dan kerupuk.
Nasi goreng juga dikenal sebagai hidangan khas Indonesia. Ada berbagai macam resep nasi goreng tapi unsur utamanya adalah nasi, minyak goreng, kecap manis. Selain itu banyak tambahan lain yang dapat dimasukkan, mulai dari sayuran, daging, sampai sambal, saos, kerupuk dan telur goreng. Banyaknya variasi jenis nasi goreng yang dapat ditemukan merupakan ekspresi kreativitas masyarakat Indonesia dalam meracik kreasi jenis kuliner dengan aneka cita rasa.
Walaupun sebenarnya masakan ini ada dibanyak negara dengan istilah atau nama lain seperti Fried Rice, Bai Cha (Khmer), Cha Han (Japanese), Yangchow (China), Khao Phad (Thailand), Chaufa (Peru, Equador), Kimchi bokeumbap (Kimchi fried rice, Korea), ataupun Sinangag / Garlic fried rice (Pilipina), namun tidak bisa dipungkiri kebanyakan orang-orang asing seperti Jepang, Australia, negara-negara di Timur Tengah maupun Eropa seperti Belanda, Italia, Inggris, Perancis maupun Jerman, serta negara Amerika Serikat hanya tahu mengenal Nasi Goreng is Food from Indonesia.
Jadi tidaklah berlebihan bila kita katakan, secara tidak sadar bahwa Nasi Goreng adalah salah satu alat pemasaran yang baik bagi Indonesia untuk dikenal secara baik oleh masyarakat International. Dengan kata lain Nasi Goreng is the Agent of Indonesia.
Nasi goreng baik di Indonesia maupun di negara-negara lain dapat memiliki variasi tersendiri tergantung dari daerah asal dan bumbu atau bahan yang digunakan. Variasi ini biasanya dipengaruhi oleh bahan makanan yang biasa digunakan masyarakat setempat dan pengaruh ramuan bumbu dari negara tetangga, ataupun pengaruh budaya etnik asing bawaan yg datang ke negara tersebut.
Nasi goreng dapat dimakan kapan saja, dan banyak orang Indonesia, Malaysia, dan Singapura memakannya untuk sarapan pagi, biasanya menggunakan nasi sisa makan malam sebelumnya. Nasi yang digunakan untuk membuat nasi goreng sudah ditanak terlebih dahulu dan dibiarkan mendingin, sehingga menjadi alasan memakai nasi yang ditanak sehari sebelumnya.
Meski sebagian besar warga Indonesia membuat nasi goreng untuk sarapan, makanan inipun cocok untuk segala waktu dan merupakan pilihan populer untuk makan siang maupun larut malam yang dijajakan oleh pedagang jalanan, warung, dan juga penjaja gerobak yang sering menyusuri kawasan permukiman di Indonesia. Begitu juga makanan inipun disukai segala kalangan baik tua maupun muda, termasuk orang-orang asing yang pernah datang ke Indonesia ataupun yang mengenal Indonesia secara khusus.
Di Belanda, masakan Indonesia, khususnya nasi goreng, umum ditemukan karena hubungan kolonial yang historis dengan Indonesia. Tercatat ada judul lagu dari Tante Lien, "Geef Mij Maar Nasi Goreng" (Berikan aku Nasi Goreng saja) yang direkam tahun 1979. Lagu ini mendemonstrasikan hubungan kuliner bersejarah antara Belanda dan Indonesia dan mendeskripsikan betapa rindunya orang-orang keturunan Indo (Eurasia) yang menetap di Belanda dengan masakan Indonesia. Nasi goreng juga adalah bagian dari menu makan malam Barack Obama pada kunjungan kenegaraannya ke Indonesia tahun 2010, yang turut ia puji kelezatannya bersama bakso dan emping.
Sumber dan referensi:
- Wikipedia
- CNNGO: "40 of Indonesia's best dishes "
- Fitri Setyo Blog
Ada cerita lain yang mengatakan bahwa sebetulnya nasi goreng ini adalah hasil olahan juru2 masak Yangzhou yang berdomisili di Hongkong dan kemudian menyebar ke pelosok dunia seiring dengan menyebarnya bangsa Tionghoa yang bermigrasi ke belahan dunia lain. Tak heran, nasi goreng mempunyai banyak kesamaan yang hanya dibedakan oleh nama. Tapi umumnya nasi goreng yang populer adalah yang berasal dari negara dengan makanan pokok nasi.
Nasi goreng kemudian tersebar ke Asia Tenggara dibawa oleh perantau-perantau Tionghoa yang menetap di sana dan menciptakan nasi goreng khas lokal yang didasarkan atas perbedaan bumbu-bumbu dan cara menggoreng.
Nasi goreng sebenarnya muncul dari beberapa sifat dalam kebudayaan Tionghoa, yang tidak suka mencicipi makanan dingin dan juga membuang sisa makanan beberapa hari sebelumnya. Makanya, nasi yang dingin itu kemudian digoreng untuk dihidangkan kembali di meja makan.
Selain lewat jalur perantau Tionghoa, sejarah nasi goreng juga terkait dengan jaman Kolonial Belanda, yaitu jaman VOC sekitar abad 17. Nasi goreng merupakan variasi makanan yang dikembangkan oleh ibu-ibu rumah tangga Belanda dengan tujuan untuk memberikan rasa baru dan variasi pada nasi dan ternyata hasil pengembangan ibu-ibu Belanda tersebut cukup sukses dan cepat berkembangan di masyarakat Indonesia hingga sekarang. Banyak jenis nasi goreng yang dibedakan dari bumbu dan bahan isiannya. Tapi biasanya disajikan dengan telur mata sapi, acar dan kerupuk.
Nasi goreng juga dikenal sebagai hidangan khas Indonesia. Ada berbagai macam resep nasi goreng tapi unsur utamanya adalah nasi, minyak goreng, kecap manis. Selain itu banyak tambahan lain yang dapat dimasukkan, mulai dari sayuran, daging, sampai sambal, saos, kerupuk dan telur goreng. Banyaknya variasi jenis nasi goreng yang dapat ditemukan merupakan ekspresi kreativitas masyarakat Indonesia dalam meracik kreasi jenis kuliner dengan aneka cita rasa.
Walaupun sebenarnya masakan ini ada dibanyak negara dengan istilah atau nama lain seperti Fried Rice, Bai Cha (Khmer), Cha Han (Japanese), Yangchow (China), Khao Phad (Thailand), Chaufa (Peru, Equador), Kimchi bokeumbap (Kimchi fried rice, Korea), ataupun Sinangag / Garlic fried rice (Pilipina), namun tidak bisa dipungkiri kebanyakan orang-orang asing seperti Jepang, Australia, negara-negara di Timur Tengah maupun Eropa seperti Belanda, Italia, Inggris, Perancis maupun Jerman, serta negara Amerika Serikat hanya tahu mengenal Nasi Goreng is Food from Indonesia.
Jadi tidaklah berlebihan bila kita katakan, secara tidak sadar bahwa Nasi Goreng adalah salah satu alat pemasaran yang baik bagi Indonesia untuk dikenal secara baik oleh masyarakat International. Dengan kata lain Nasi Goreng is the Agent of Indonesia.
Nasi goreng baik di Indonesia maupun di negara-negara lain dapat memiliki variasi tersendiri tergantung dari daerah asal dan bumbu atau bahan yang digunakan. Variasi ini biasanya dipengaruhi oleh bahan makanan yang biasa digunakan masyarakat setempat dan pengaruh ramuan bumbu dari negara tetangga, ataupun pengaruh budaya etnik asing bawaan yg datang ke negara tersebut.
Nasi goreng dapat dimakan kapan saja, dan banyak orang Indonesia, Malaysia, dan Singapura memakannya untuk sarapan pagi, biasanya menggunakan nasi sisa makan malam sebelumnya. Nasi yang digunakan untuk membuat nasi goreng sudah ditanak terlebih dahulu dan dibiarkan mendingin, sehingga menjadi alasan memakai nasi yang ditanak sehari sebelumnya.
Meski sebagian besar warga Indonesia membuat nasi goreng untuk sarapan, makanan inipun cocok untuk segala waktu dan merupakan pilihan populer untuk makan siang maupun larut malam yang dijajakan oleh pedagang jalanan, warung, dan juga penjaja gerobak yang sering menyusuri kawasan permukiman di Indonesia. Begitu juga makanan inipun disukai segala kalangan baik tua maupun muda, termasuk orang-orang asing yang pernah datang ke Indonesia ataupun yang mengenal Indonesia secara khusus.
Di Belanda, masakan Indonesia, khususnya nasi goreng, umum ditemukan karena hubungan kolonial yang historis dengan Indonesia. Tercatat ada judul lagu dari Tante Lien, "Geef Mij Maar Nasi Goreng" (Berikan aku Nasi Goreng saja) yang direkam tahun 1979. Lagu ini mendemonstrasikan hubungan kuliner bersejarah antara Belanda dan Indonesia dan mendeskripsikan betapa rindunya orang-orang keturunan Indo (Eurasia) yang menetap di Belanda dengan masakan Indonesia. Nasi goreng juga adalah bagian dari menu makan malam Barack Obama pada kunjungan kenegaraannya ke Indonesia tahun 2010, yang turut ia puji kelezatannya bersama bakso dan emping.
Sumber dan referensi:
- Wikipedia
- CNNGO: "40 of Indonesia's best dishes "
- Fitri Setyo Blog