Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren.
Horok-Horok adalah makanan yang tergolong langka, di karenakan
Horok-horok umumnya hanya ditemukan di Jepara, Sulit bahkan tidak dapat
ditemukan di luar Jepara. Horok-horok umumnya dimakan dengan sate Kikil,
soto, bakso, gulai, sayur pecel dan masih banyak lagi yang lainnya.
Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula
pasir, seperti bubur.
Makanan ini sudah populer semenjak masa gerakan tiga puluh September (PKI) atau biasa disebut dengan “Gestapu”. Makanan yang pernah tenar pada masa Partai Komunis Indonesia (PKI) itu merupakan salah satu kekayaan kuliner yang dimiliki oleh kota kelahiran R.A Kartini.
Bahan pokok horok-horok adalah tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentuknya butiran-butiran kecil menyerupai busa styrofoam yang kenyal dengan rasa sedikit asin. Untuk memperoleh pohon aren, para perajin asal Jepara sampai berburu ke luar daerah, seperti ke Rembang, Pati dan Blora. Tepung aren ini, setelah dibersihkan, kemudian dikukus hingga matang dan setelah didinginkan, Horok-horok akan bertekstur kenyal.
Diawali dengan pencucian tepung aren, pengeringan dibantu dengan taburan abu diatas adonan, pengerukan kemudian digoreng tanpa minyak. Selanjutnya, proses berikutnya merupakan pengulangan dari proses yang telah dilakukan sebelumnya. Pengulangan yang dilakukan selama dua kali pengukusan itu agar hasilnya terasa kenyal jika dimakan. Prosesnya sangat lama dan berkali-kali naik turun pengukusan kemudian diproses dan dikukus lagi. Agar hasilnya terasa lebih lezat hanya cukup ditambahkan garam secukupnya.
Tepung aren ini banyak diproduksi di Kecamatan Kedung, Jepara. Untuk mendatangkan batang aren, para perajin sampai berburu ke luar daerah dengan diangkut mobil truk. Tepung aren didapatkan melalui proses penggilingan. Setelah tepung basah diperoleh, kemudian dijemur agar kering. Cara membuat horok-horok tinggal dikukus.
Kemampuan yang dimiliki oleh pembuat horok-horok belum tentu bisa menghasilkan produk yang enak dinikmati. Sebab lezat atau tidaknya hasil bergantung pada hati yang membuatnya. Keikhlasan hati pembuat horok-horok sangat menentukan kualitas produk sementara jika si pembuat sedang kesal atau marah maka produknya menjadi gagal. Selain itu, pembuat juga harus bersih diri. Pembuat horok-horok hendaknya bersih secara fisik, khususnya tangan. Jika tangan masih menyisakan bau amis dan memaksakan untuk mengolahnya maka hasilnya akan cepat membusuk.
Horok-Horok kini berkembang dengan berbagai toping (pelengkap), diantaranya: Horok-Horok Petis, Horok-Horok Bakso, Horok-Horok Gulai, Horok-Horok Cecek, Horok-Horok Janganan, Horok-Horok Goreng, Wedang Horok-Horok dan lain sebagainya.
Kini, makanan yang bentuknya seperti busa steorofom yang kenyal dengan rasanya sedikit asin itu makin lama makin langka. Meski langka tetapi masih mudah untuk mendapatkannya. Jika anda adalah pelaku wisata kuliner mesti mencobanya. Sebab makanan itu di jual di pasar juga disajikan di sejumlah warung dan digemari para pekerja asing yang di tinggal di Jepara.
Bagi masyarakat Jepara Horok-horok merupakan sumber karbohidrat sebagai pengganti nasi atau lontong. Horok-horok memang makanan favorit masyarakat Jepara. Ia juga sangat dikangeni oleh mereka yang lama meninggalkan Jepara dan menetap di perantauan. Para pelancong yang datang ke Jepara juga menyukai makanan ini.
Makanan ini sudah populer semenjak masa gerakan tiga puluh September (PKI) atau biasa disebut dengan “Gestapu”. Makanan yang pernah tenar pada masa Partai Komunis Indonesia (PKI) itu merupakan salah satu kekayaan kuliner yang dimiliki oleh kota kelahiran R.A Kartini.
Bahan pokok horok-horok adalah tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentuknya butiran-butiran kecil menyerupai busa styrofoam yang kenyal dengan rasa sedikit asin. Untuk memperoleh pohon aren, para perajin asal Jepara sampai berburu ke luar daerah, seperti ke Rembang, Pati dan Blora. Tepung aren ini, setelah dibersihkan, kemudian dikukus hingga matang dan setelah didinginkan, Horok-horok akan bertekstur kenyal.
Diawali dengan pencucian tepung aren, pengeringan dibantu dengan taburan abu diatas adonan, pengerukan kemudian digoreng tanpa minyak. Selanjutnya, proses berikutnya merupakan pengulangan dari proses yang telah dilakukan sebelumnya. Pengulangan yang dilakukan selama dua kali pengukusan itu agar hasilnya terasa kenyal jika dimakan. Prosesnya sangat lama dan berkali-kali naik turun pengukusan kemudian diproses dan dikukus lagi. Agar hasilnya terasa lebih lezat hanya cukup ditambahkan garam secukupnya.
Tepung aren ini banyak diproduksi di Kecamatan Kedung, Jepara. Untuk mendatangkan batang aren, para perajin sampai berburu ke luar daerah dengan diangkut mobil truk. Tepung aren didapatkan melalui proses penggilingan. Setelah tepung basah diperoleh, kemudian dijemur agar kering. Cara membuat horok-horok tinggal dikukus.
Kemampuan yang dimiliki oleh pembuat horok-horok belum tentu bisa menghasilkan produk yang enak dinikmati. Sebab lezat atau tidaknya hasil bergantung pada hati yang membuatnya. Keikhlasan hati pembuat horok-horok sangat menentukan kualitas produk sementara jika si pembuat sedang kesal atau marah maka produknya menjadi gagal. Selain itu, pembuat juga harus bersih diri. Pembuat horok-horok hendaknya bersih secara fisik, khususnya tangan. Jika tangan masih menyisakan bau amis dan memaksakan untuk mengolahnya maka hasilnya akan cepat membusuk.
Horok-Horok kini berkembang dengan berbagai toping (pelengkap), diantaranya: Horok-Horok Petis, Horok-Horok Bakso, Horok-Horok Gulai, Horok-Horok Cecek, Horok-Horok Janganan, Horok-Horok Goreng, Wedang Horok-Horok dan lain sebagainya.
Kini, makanan yang bentuknya seperti busa steorofom yang kenyal dengan rasanya sedikit asin itu makin lama makin langka. Meski langka tetapi masih mudah untuk mendapatkannya. Jika anda adalah pelaku wisata kuliner mesti mencobanya. Sebab makanan itu di jual di pasar juga disajikan di sejumlah warung dan digemari para pekerja asing yang di tinggal di Jepara.
Bagi masyarakat Jepara Horok-horok merupakan sumber karbohidrat sebagai pengganti nasi atau lontong. Horok-horok memang makanan favorit masyarakat Jepara. Ia juga sangat dikangeni oleh mereka yang lama meninggalkan Jepara dan menetap di perantauan. Para pelancong yang datang ke Jepara juga menyukai makanan ini.