Pada 28 – 31 Agustus 2013 dilaksanakan Interfood Indonesia Expo di
JIExpo Kemayoran, Jakarta. Acara ini adalah merupakan eksebisi
internasional yang ke 13 dalam bidang produk makanan dan minuman,
teknologi, bahan baku, bahan baku aditif, pelayanan, peralatan, dan
perlengkapan.
Even ini menampilkan beragam makanan dan minuman ( produk dan teknologi ) , Bakery dan Biskuit (Bakery dan Biskuit, mesin, peralatan, perlengkapan, bahan), Makanan dan Perhotelan( minuman wine, peralatan, perlengkapan, penyimpanan, jasa dan teknologi yang terkait untuk hotel, katering, restoran, cafe, supermarket). Bahan Makanan (makanan aditif, makanan kimia, bahan makanan, bahan makanan), Herbal dan Makanan Kesehatan, juga Makanan Sehat, Ritel & Waralaba ( Waralaba dan Lisensi ).
Kegiatan akbar ini didukung oleh Departemen Perindustrian Indonesia, Departemen Perdagangan Indonesia, Departemen Kesehatan Indonesia, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah, Badan Pengawas Obat & Makanan RI, Asosiasi Makanan & Minuman Indonesia, GAPMMI, Indonesia Herbal & Kesehatan Asosiasi – GP JAMU, Indonesia Asosiasi Exhibition & Convention Organizers, Pertamina, Indonesia Bakery Acosiation, Federasi Pengemasan Indonesia, Koperasi Jasa Boga Utama, PHRI, Apkrindo, Asosiasi Pengusaha Pengolahan & Pemasaran Produk Perikanan Indonesia – AP5I, Indonesia Chef Association, Akademi Gastronomi Indonesia dan partisipasi perguruan tinggi di bidang gastronomi di Indonesia.
Partisipasi Akademi Gastoronomi Indonesia (AGI) dalam acara ini menurut Presidennya Vita Datau dalam kesempatan wawancara pada 30 Agustus 2013 adalah menunjukan keberadaan organisasi yang berfungsi sebagai katalisator yang menyatukan semua kelebihan dari stakeholder gastronomi Indonesia. “Keberadaan kami bukan sebagai pesaing lembaga gastronomi yang sudah ada. Semakin banyaknya professional dan para pakar akan memperkuat knowledge, riset. Diharapkan ini akan menghasilkan output yang optimal. Kami berharap dapat menjadi wadah bagi semua asosiasi, sehingga semua kekuatan gastronomi Indonesia akan lebih valid, dan memperkuatnya dengan tidak menghilangkan organisasi yang sudah ada.”
Program yang akan diekspose adalah fokus AGI untuk memperkuat pengetahuan, cita rasa, budaya dengan warisan makanan dan minuman tradisional Indonesia. Saat Indonesia dalam bidang ini perlu melakukan sosialisasi, branding, menyelenggarakan seminar internasional, dan berpartisipasi dalam berbagai event di mancanegara dan melakukan sosialisasi ke semua organisasi non food. Organisasi kami akan berupaya menjadi fasilitator, dan anda dapat mengirim email kepada vita.datau@akademigastronomi.or.ir dengan alamat kantor The Founding Father House di Jalan Prapanca Raya No. 101 jakarta 12150.
Dalam kesempatan tersebut dihadapan komunitas facebook AGI yang memiliki anggota 6.272 Vita Datau pun menyampaikan bahwa keberadaan AGI adalah organisasi nirlaba yang menghimpun para pencinta dan pemerhati ragam hidangan nusantara dalam arti seluas luasnya yang berazaskan keilmuan, seni, dan budaya. Ia menyampaikan tujuan organisasi yang dipimpinnya pertama adalah berupaya secara akademik (scientific] melestarikan segala warisan leluhur yang sudah mulai langka, bahkan nyaris punah. Warisan leluhur tersebut adalah ragam hidangan yang mencakup makanan, minuman, camilan, buah tangan. Hal itu berkenaan dengan filosofi, seni, teknologi, maupun sejarah, budaya, dan geografi masyarakat pelakunya yang tersebar di nusantara indonesia. Kedua mengangkat harkat dan kesejahteraan para pelaku gastronomi di segala lapisan masyarakat berikut kegiatan yang melatarbelakanginya. Ketiga meningkatkan pemahaman gizi keluarga yang benar lagi menentramkan baik secara penyehatan (sanitary], norma, agama, maupun adat yang berlaku di nusantara. Serta terakhir berupaya mempopulerkan menu hidangan nusantara di tataran dunia melalui duta-duta bangsa dan forum event-event berkelas internasional. Melalui cara ini diharapkan dapat menaikan harkat merah putih kulinernya.
Dalam pertemuan anggota komunitas tersebut dihadiri pula oleh para pengurus inti AGI yaitu Indra Ketaren, Cynthia Ketaren, Virginia Kadarsan, Mungky M, Carytha, Atha, Fony Sumolang, Kusmayadi, Yoesdi Idris, Jodie, Dewi Turgarini (yang merupakan Dosen Program Studi Manajemen Industri Katering FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia mitra AGI). Selain itu juga hadir para tokoh Indonesia Chef Association seperti Chef Margie Gunawan, Chef Henry Alexie Bloem, Chef Weddy Yanuar. Belum lagi hadirnya American Chef Federation yang diwakili oleh Chef Yono Purnomo, dan Joan Dembinski. Perwakilan Indonesia Chef Association Belanda pun hadir dalam kesempatan tersebut yaitu Chef Surjahadi Djajapermana dan Roberto Respati, Dalam kesempatan yang dihadiri oleh Dewi Turgarini selaku translater, dibahas beragam permasalahan yang dihadapi oleh pertumbuhan dan perkembangan gastronomi tradisional Indonesia baik di dalam negeri maupun di mancanegara. Namun yang terpenting adalah kesamaan visi bahwa adanya upaya bersama untuk mengusung gastronomi Indonesia sebagai leading sector yang dapat menumbuhkan perekonomian juga menjadi alat untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa.
Sumber Referensi Artikel:
Dewi Turgarini, UPI Bandung & AGI
Even ini menampilkan beragam makanan dan minuman ( produk dan teknologi ) , Bakery dan Biskuit (Bakery dan Biskuit, mesin, peralatan, perlengkapan, bahan), Makanan dan Perhotelan( minuman wine, peralatan, perlengkapan, penyimpanan, jasa dan teknologi yang terkait untuk hotel, katering, restoran, cafe, supermarket). Bahan Makanan (makanan aditif, makanan kimia, bahan makanan, bahan makanan), Herbal dan Makanan Kesehatan, juga Makanan Sehat, Ritel & Waralaba ( Waralaba dan Lisensi ).
Kegiatan akbar ini didukung oleh Departemen Perindustrian Indonesia, Departemen Perdagangan Indonesia, Departemen Kesehatan Indonesia, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah, Badan Pengawas Obat & Makanan RI, Asosiasi Makanan & Minuman Indonesia, GAPMMI, Indonesia Herbal & Kesehatan Asosiasi – GP JAMU, Indonesia Asosiasi Exhibition & Convention Organizers, Pertamina, Indonesia Bakery Acosiation, Federasi Pengemasan Indonesia, Koperasi Jasa Boga Utama, PHRI, Apkrindo, Asosiasi Pengusaha Pengolahan & Pemasaran Produk Perikanan Indonesia – AP5I, Indonesia Chef Association, Akademi Gastronomi Indonesia dan partisipasi perguruan tinggi di bidang gastronomi di Indonesia.
Partisipasi Akademi Gastoronomi Indonesia (AGI) dalam acara ini menurut Presidennya Vita Datau dalam kesempatan wawancara pada 30 Agustus 2013 adalah menunjukan keberadaan organisasi yang berfungsi sebagai katalisator yang menyatukan semua kelebihan dari stakeholder gastronomi Indonesia. “Keberadaan kami bukan sebagai pesaing lembaga gastronomi yang sudah ada. Semakin banyaknya professional dan para pakar akan memperkuat knowledge, riset. Diharapkan ini akan menghasilkan output yang optimal. Kami berharap dapat menjadi wadah bagi semua asosiasi, sehingga semua kekuatan gastronomi Indonesia akan lebih valid, dan memperkuatnya dengan tidak menghilangkan organisasi yang sudah ada.”
Program yang akan diekspose adalah fokus AGI untuk memperkuat pengetahuan, cita rasa, budaya dengan warisan makanan dan minuman tradisional Indonesia. Saat Indonesia dalam bidang ini perlu melakukan sosialisasi, branding, menyelenggarakan seminar internasional, dan berpartisipasi dalam berbagai event di mancanegara dan melakukan sosialisasi ke semua organisasi non food. Organisasi kami akan berupaya menjadi fasilitator, dan anda dapat mengirim email kepada vita.datau@akademigastronomi.or.ir dengan alamat kantor The Founding Father House di Jalan Prapanca Raya No. 101 jakarta 12150.
Dalam kesempatan tersebut dihadapan komunitas facebook AGI yang memiliki anggota 6.272 Vita Datau pun menyampaikan bahwa keberadaan AGI adalah organisasi nirlaba yang menghimpun para pencinta dan pemerhati ragam hidangan nusantara dalam arti seluas luasnya yang berazaskan keilmuan, seni, dan budaya. Ia menyampaikan tujuan organisasi yang dipimpinnya pertama adalah berupaya secara akademik (scientific] melestarikan segala warisan leluhur yang sudah mulai langka, bahkan nyaris punah. Warisan leluhur tersebut adalah ragam hidangan yang mencakup makanan, minuman, camilan, buah tangan. Hal itu berkenaan dengan filosofi, seni, teknologi, maupun sejarah, budaya, dan geografi masyarakat pelakunya yang tersebar di nusantara indonesia. Kedua mengangkat harkat dan kesejahteraan para pelaku gastronomi di segala lapisan masyarakat berikut kegiatan yang melatarbelakanginya. Ketiga meningkatkan pemahaman gizi keluarga yang benar lagi menentramkan baik secara penyehatan (sanitary], norma, agama, maupun adat yang berlaku di nusantara. Serta terakhir berupaya mempopulerkan menu hidangan nusantara di tataran dunia melalui duta-duta bangsa dan forum event-event berkelas internasional. Melalui cara ini diharapkan dapat menaikan harkat merah putih kulinernya.
Dalam pertemuan anggota komunitas tersebut dihadiri pula oleh para pengurus inti AGI yaitu Indra Ketaren, Cynthia Ketaren, Virginia Kadarsan, Mungky M, Carytha, Atha, Fony Sumolang, Kusmayadi, Yoesdi Idris, Jodie, Dewi Turgarini (yang merupakan Dosen Program Studi Manajemen Industri Katering FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia mitra AGI). Selain itu juga hadir para tokoh Indonesia Chef Association seperti Chef Margie Gunawan, Chef Henry Alexie Bloem, Chef Weddy Yanuar. Belum lagi hadirnya American Chef Federation yang diwakili oleh Chef Yono Purnomo, dan Joan Dembinski. Perwakilan Indonesia Chef Association Belanda pun hadir dalam kesempatan tersebut yaitu Chef Surjahadi Djajapermana dan Roberto Respati, Dalam kesempatan yang dihadiri oleh Dewi Turgarini selaku translater, dibahas beragam permasalahan yang dihadapi oleh pertumbuhan dan perkembangan gastronomi tradisional Indonesia baik di dalam negeri maupun di mancanegara. Namun yang terpenting adalah kesamaan visi bahwa adanya upaya bersama untuk mengusung gastronomi Indonesia sebagai leading sector yang dapat menumbuhkan perekonomian juga menjadi alat untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa.
Sumber Referensi Artikel:
Dewi Turgarini, UPI Bandung & AGI