".. makanan punya kisah .." (.. food has its tale .. cibus habet fabula ..)
.. baik itu mengenai falsafah, filosofis, sejarah maupun perilaku budaya yang menjadi simbol, ritual, adat, dan kearifan lokal masyarakat setempat serta pembentuk karakter, jati diri serta ciri identitas suatu bangsa ..



Sunday 3 August 2014

Nasi Becek

Nasi becek adalah hidangan khas yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia yang mirip gule. Becek identik dengan kondisi tanah penuh air dan lumpur. Bagaimana jika becek menjadi nama menu makanan namun nama itu karena gulai dan kambing ini dicampur aduk menjadi satu. Nasi becek ini sebenarnya mirip nasi gule. Tetapi ada perbedaan dalam penyajian. Nasi becek merupakan campuran antara sate kambing dan nasi berkuah gulai.

Di tempat asalnya hidangan ini dikenal dengan nama sego becek yang hidangannya mirip dengan kari / kare kambing. Isi dari sego becek nyaris serupa dengan soto babat, namun diberi potongan sate kambing yang telah dilucuti dari tusuk satenya. Daging yang dipilih adalah daging kambing. Tidak lupa diberi potongan bawang merah yang menambah kenikmatan rasa hidangan ini.

Nasi becek khas Nganjuk ini menggunakan banyak jenis bumbu. Alias maju bumbunya. Bumbu seperti sere, lada, pala, kapulaga termasuk bawa ng merah dan putih. Belum lagi empon-empon seperti kencur, jinten dan semua jenis bumbu dimasukkan menjadi satu. Pokoknya semua bumbu masak dipakai semua. Tak heran bila rasa kuah becek sangat menggigit lidah. Tapi tidak menyengat.

Satu hal lagi yang menjadi ciri nasi becek Nganjuk. Pada tampilannya, nasi becek menyertakan ragam trancam yang terdiri dari irisan kobis, kecambah dan seledri. Biasanya diletakkan di atas nasi. Kemudian beberapa tusuk daging yang sudah disate dicampurkan ke piring.

Baru setelahnya, bumbu kacang dan sambel kemiri dimasukkan. Terakhir kuah becek dituangkan dalam keadaan panas. Tak hanya kuah tapi juga jeroan kambing seperti gajih (lemak) dan sedikit balungan (tulang belulang)

Secara keseluruhan, rasanya mungkin cenderung mirip dengan mayoritas makanan sejenis yang berkembang di daerah Solo, Jawa Tengah. Cenderung manis dan tidak asin, berbeda dengan umumnya hidangan utama ala Jawa Timuran yang cenderung asin.